Katak Sesepuh : Tidak perlu kita menulis saudara-saudaraku. Manusia tidak mengerti bahasa kita. Hanya tiga huruf bahasa kita, tapi sejuta makna. Ini judulnya kalau kutulis, “Krok Krok ,,,,Krok Krok,,,.” Mengertikah manusia? Jelas tidak kan?
Tiga bulan kemudian hutan-hutan masih rusak, banyak sumber-sumber air kering, bahkan wabah penyakit menimpa katak. Katak-katak mati mendadak. Anak cucu katakpun mati bergelimpangan dari hari ke hari. Entah apa sebabnya. Dan katak sesepuhpun kecewa pada komitmen manusia.
“Mengapa pada saat seperti ini tidak ada yang peduli kepada kami. Bukankah kami bagian dari ekosistem? Jika kami punah maka keseimbangan ekosistem akan terganggu. Pelan-pelan hutan dan komunitasnya juga akan rusak tanpa kami di dalamnya. Yang lebih kecewa lagi, di saat-saat seperti ini, mengapa di koran langgananku belum terbaca ada tulisan-tulisan seperti “Selamatkan Katak Dari Kematian,” gumamnya sambil melompat ke dalam rawa yang masih tergenang karena hujan beberapa hari yang lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H