[caption caption="bewara.co"][/caption]
Suatu pagi seekor katak tua, sebut saja katak sesepuh yang sudah lama ditinggal mati sang kekasihnya, duduk di tepi rawa-rawa dengan kakinya terendam air. Hawa dingin dan gerimis masih mewarnai cuaca pagi. Sambil melahap sepotong kue Mosquito dan secangkir kopi rawa, katak sesepuh membuka tablet . Di depannya juga ada berbagai jenis media cetak terbitan pagi yang saban hari ada yang mengantarnya.
Katak sesepuh tersenyum-senyum sendiri sambil mengangguk-angguk. Kadang terdengar sesekali ia menyanyi dengan alunan nada tanpa melodi. Entah apa gerangan sehingga membuat wajah katak sesepuh riang gembira pagi itu. Padahal, katak sesepuh biasanya saat bangun pagi wajahnya cemberut susah gelisah terus. Salam hujanpun terkadang susah dijawabnya.
Seusai membaca berita-berita hangat dari media cetak maupun elektronik, katak sesepuh bergegas menuju menemui saudara-saudaranya dan menyampaikan berita gembira.
Katak sesepuh : Wahai saudara-saudara katak muda, anak dan cucuku, kita sekarang akan hidup dalam negeri yang aman tanpa terusik lagi. Masa depan kita cerah. Pesta perkawinanpun akan sering kita langsungkan. Nyanyian-nyanyian dengan nada indah akan semakin sering kita persembahkan kepada semua yang merindukan kita.
Katak hijau : Bagaimana maksudnya ini, dari mana katak sesepuh dapatkan info.
Katak sesepuh : Tadi pagi saya membaca berita baik elektronik maupun cetak, manusia berkomitmen menyelamatkan bumi ini. AKu ingat judul-judul menarik tulisannya, “Selamatkan Hutan. Selamatkan Ekosistem, Kutuk Pembakar Lahan dan Hutan, Tanpa Hutan Manusia Punah, Hutan Memberi Keseimbangan Hidup, Pembangunan Ramah Lingkungan,,,dan,,dan banyak lagi.”
Katak kuning : Owh sesuatu yang luar biasa. Kalau begitu kita juga harus berterima kasih sebelumnya. Kita perlu juga menulis kalau begitu, misalnya “Kutunggu Komitmennu Manusia,” ya kan katak sesepuh?