Kamu pun bisa menerapkan prinsip ATM ini ketika menulis. Apakah ini menjiplak? TENTU TIDAK! Karena kita memodifikasi apa yang sudah ada. Namun, jangan lupa untuk mencantumkan di daftar pustaka darimana ide itu didapat. Loh, kenapa ... kan sudah dimodifikasi? Memang sudah dimodifikasi, tapi sumber yang kamu dapatkan itu adalah dari ide orang lain. Sehingga, wajib yang namanya mencantumkan sumbernya di daftar pustaka.
Prinsip ini tergolong manjur. Mau coba? :)
LIMA BELAS, RISET
RISET! Baik non fiksi maupun fiksi, wajib yang namanya riset. Saya pribadi, termasuk penulis yang tidak bisa menulis cepat. Saya bisa menyelesaikan tulisan saja paling cepat tiga bulan. Dua bulan riset dan satu bulannya baru memulai menulis.
Itulah kenapa, buku yang saya hasilkan pasti selalu berbeda dengan buku yang temanya sama dengan buku saya. Karena saya selalu riset dulu apa yang sudah ada di lapangan dan apa yang belum ada di lapangan.Â
Jika sudah ada, kalau mau saya masukkan ke dalam buku biasanya saya pakai prinsip ATM agar berbeda. Namun jika belum ada di lapangan, inilah yang wajib dimasukkan ke dalam buku. Karena di sinilah nilai jualnya nanti ketika kita ingin mempromosikan buku kita.
Begitu pun seorang penulis novel. Tidak boleh sembarangan dalam menuliskan waktu, tempat, latar, dan sebagainya. Semuanya harus sesuai logika dan fakta. Caranya adalah dengan riset terlebih dahulu.
TERAKHIR, BERKUMPUL BERSAMA PENULIS LAIN
Wah, kalau ini wajib dilakukan. Kenapa? Saya yakin akan berbeda rasanya berbicara dengan mereka yang tidak terjun dalam dunia literasi dengan mereka yang satu profesi dengan kita, yaitu sama-sama penulis. Betul? Karena ketika kita mengobrol dengan mereka yang satu profesi, saya yakin mereka akan paham segala keluh-kesah dan apa yang sedang kita alami. Bahkan mereka bisa membantu mencari solusinya.
Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan DUTA KBM TANGERANG. Kalau ada yang belum tahu, ini adalah komunitas yang dibentuk oleh Pak Isa Alamsyah (suaminya Asma Nadia).Â
Ketika itu, beliau mengadakan kopdar dan di sana kami saling sharing terkait kepenulisan. Jujur saja, saya mendapatkan banyak masukkan dari beliau. Bahkan berkat kopdar tersebut, saya mendapatkan berbagai macam ide untuk menulis. Karena saya berkumpul dengan orang yang isi otaknya menulis, menulis, dan menulis.