Kesedihan beliau tidak sampai disitu saja, Â ketika kopi yang seharusnya beliau panen tiba -- tiba hilang karena dicuri bukan hanya kopi tetapi pisang juga sering di curi.Â
Usut punya usut yang mencuri adalah tetangganya sendiri dan mereka ternyata sudah terkenal di lingkungan penduduk sebagai pencuri. Jika mereka ketahuan mencuri entah itu cabai, kacang panjang, jagung ataupun yang lain mereka terlebih dahulu menyebarkan berita palsu, seperti memutar balikkan fakta.Â
Karena Mbah Kemi memiliki hati yang baik beliau hanya ber do'a kepada Allah SWT. supaya dosa mereka di ampuni dan di maafkan segala perbuatannya.Â
Mungkin hanya Mbah Kemi yang berdoa yang baik untuk mereka tidak dengan warga lain yang memiliki dendam tersendiri karena kita juga tidak pernah tahu apa isi hati seseorang kecuali orang tersebut dan Allah SWT. mungkin hukum karma atau adzab?Â
Salah satu anggota keluarga mereka ada yang terkena penhyakit ber bulan -- bulan dan dinyatakan meninnggal dunia. Mbah Kemi melanjutkan ceritanya, ketika pemakaman hujan turun deras disertai petir, pelayat yang datang pun juga sedikit hanya kerabat dan warga sekitar yang mau mengugurkan kewajiban kita untuk merawat jenazah.
Jika warga banyak membenci keluarga yang terkenal dengan mencuri tadi berbanding terbalik sifat warga kepada Mbah kemi. Memang beliau terkenal dengan orang yang baik, sabar, ramah dan di waktu muda suka membantu warga sekitar tanpa mau di kasih upah.
Dari cerita Mbah Kemi dapat diambil hikmah bahwa kita sebagai makhluk sosial sudah wajib dan harus selalu berbuat baik. Meskipun kita mendapat perilaku tidak baik dari orang lain, kita cukup membalasnya dengan kebaikan dan ber doa supaya mereka mendapat syafaat dari Allah SWT. karena kebaikan akan dibalas kebaikan begitupun sebaliknya, keburukan akan mendapat ganjaran yang setimpal di akhir.
Saya ucapkan terimakasih kepada beliau yang mau berbagi pengalaman kepada beliau. Mohon maaf apabila artikel yang saya tulis menyinggung suatu pihak tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H