“Ya nggak kenapa-kenapa. Biar kehidupan manusia jadi ramai. Ada dinamikanya.”
“Ya … memang benar jadi ramai dan dinamis. Tapi kan kasihan manusia. Mereka jadi bingung. Di satu sisi dikondisikan untuk mempercayai-Mu sebagai penguasa mutlak, disisi lain tidak Kau buat mereka bisa menerima kemutlakan kuasa-Mu. Kontroversi lah … membingungkan”.
“Benar begitu. Aku memang membuatnya begitu. Agar manusia hidup dinamis perlu adanya kontroversi yang membingungkan. Itu kehendak-Ku dan terjadilah demikian”.
“Cobalah Tuhan-Ku, cari cara lain untuk membuat dinamika kehidupan manusia, jangan dengan cara yang kontroversial dan membingungkan”.
“Nggak lah ya … Kehendak-Ku memang begitu. Kan Aku maha-kuasa. Suka-suka Aku lah.”
Sayapun terdiam dalam senyum. Benar … Mutlak Dia Maha Kuasa, nggak bisa diajak kompromi. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kalau memang merasa sangat sulit untuk menerima kenyataan hidup yang kita yakini sebagai hasil dari kemahakuasaan Tuhan, hilangkan saja keyakinan atas mutlaknya kemahakuasaan Tuhan. Up to you.