Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound of Borobudur, Memutar Ulang Piringan Emas Musik dari Masa Lalu

11 Mei 2021   22:46 Diperbarui: 11 Mei 2021   22:57 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesulitan terbesar dalam proses pembuatan ulang alat musik masa lalu ini adalah karena informasi yang didapat dari relief sangatlah minim. Tidak jelas bahan pembuatan, cara memainkan dan bunyi yang dulu dihasilkan dari alat musik tersebut.

Musik yang dihasilkan terdengar sangat unik di telinga dan berirama khas nusantara. Namun ternyata iramanya sangat merdu. Beberapa penonton bahkan tak sadar ikut bergoyang, termasuk Gubernur Ganjar Pranowo pada acara tersebut.

Menurut salah satu musisi yang terlibat, Dewa Budjana, ia mengatakan penampilan ini merupakan kelanjutan dari project yang dimulai lima tahun lalu.

Dewa Bujana tertarik melihat relief di Candi Borobudur yang ternyata menyimpan banyak sekali pengetahuan. Candi Borobudur seperti perpustakaan, yang semuanya ada di dalamnya termasuk juga seni.

Bersama Trie Utami, ia kemudian mencoba membuat replika alat musik yang ada di relief tersebut. Setelah terbentuk, ia berusaha untuk membunyikannya, tentu dengan cara dan metode yang ada di masa sekarang ini.

Sound of Borobudur layaknya piringan emas yang harus dirawat dan digaungkan terus menerus. Lalu membagikan keindahan musik masa lalu Indonesia tersebut hingga ke penjuru dunia.

Semoga saja ini bisa menjadi agenda rutin tahunan Borobudur. Agar semua orang tahu bahwa Borobudur Pusat Musik Dunia di masa lampau dan betapa Wonderful Indonesia.

Tangerang, Mei 2021
Mahendra Paripurna

Sumber: satu dua tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun