Minimalisme telah menjadi hal yang menarik akhir-akhir ini. Ketika kita memilih untuk hidup dengan penuh perhatian akan diri kita, adalah wajar untuk mengetahui apa yang kita miliki.
kita mulai berpikir lebih dalam tentang benda-benda yang mengelilingi kita di rumah kita. Pada awalnya, Kita menyadari betapa kita sangat membutuhkan benda benda di sekeliling kita, dan setelah beberapa lama waktu berlalu, kita juga akhirnya menyadari, seberapa banyak kita tidak membutuhkannya.
Apa itu Minimalism (gaya hidup minimalis)?
Menurut Leo Babauta, penulis beberapa buku tentang cara menjadi lebih Zen, hidup minimalis bukan tentang hidup dengan sesedikit mungkin.
Ini tentang menemukan apa yang penting.
Mengambil inventaris mental dari barang-barang kita, dan memutuskan apa yang memperkaya hidup kita dan apa yang tidak, adalah langkah pertama menuju gaya hidup yang lebih minimalis.
Setelah kita menyingkirkan semua barang ekstra yang menghalangi kita, kita memiliki kesempatan untuk mencapai gaya hidup minimalis.
Minimalisme Dan Penyakit Mental
Namun, gaya hidup minimalis bukan hanya sebuah konsep yang membantu kita mengatur kembali rumah dan kehidupan kita dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan secara estetika.
Faktanya, gaya hidup minimalis bisa menjadi cara yang bermanfaat untuk memerangi penyakit mental dari semua tingkat keparahan, dari rasa cemas hingga skizofrenia.
Dengan memiliki lebih sedikit hal untuk mengalihkan perhatian atau memicu Anda, kesehatan mental Anda akan terkena dampak positif. Minimalisme memberi Anda kesempatan untuk menghilangkan semua kebisingan dalam hidup Anda, dan berubah menjadi lebih baik.