Mohon tunggu...
Mahbub Risad
Mahbub Risad Mohon Tunggu... profesional -

suka dengan cara berpikir filosofis dan hal-hal yang intuitif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tasawuf

9 Juni 2012   05:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12 11696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[55] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 215.

[56]LP3ES, Profil Pesantren, 1974: 35, dalam A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 218.

[57]Ibid., h. 218-219

[58] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 220-221.

[59]KH. Abdurrahman Wahid, kata pengantar, dalam Syamsun Ni’am,  The Wisdom Of KH Achmad Siddiq: Membumikan Tasawuf (Surabaya: Erlangga, 2006), h. xv-xvi.

[60]Sokhi Huda, Tasawuf Kultural: Fenomena shalawat Wahidiyah (Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 79.

[61] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 55.

[62]Ibid., h. 55-56.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun