[55] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 215.
[56]LP3ES, Profil Pesantren, 1974: 35, dalam A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 218.
[57]Ibid., h. 218-219
[58] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 220-221.
[59]KH. Abdurrahman Wahid, kata pengantar, dalam Syamsun Ni’am, The Wisdom Of KH Achmad Siddiq: Membumikan Tasawuf (Surabaya: Erlangga, 2006), h. xv-xvi.
[60]Sokhi Huda, Tasawuf Kultural: Fenomena shalawat Wahidiyah (Yogyakarta: LKiS, 2008), h. 79.
[61] A. Rivay Siregar, Tasawuf : Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 55.
[62]Ibid., h. 55-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!