Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Satu Kata Itu Harapan Terakhirnya

17 Februari 2018   22:27 Diperbarui: 17 Februari 2018   22:32 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (kakumbachapel.net)

Demikian argumen rasional yang ada di dalam pikirannya ketika dia mencoba mencari sebab musabab kegalauan hidupnya.

***

"Apakah ini hanya gejala kejiwaan saja?"

Tanya di dalam hatinya menggema ketika dia sedikit merasakan ada kebenaran dari argumen yang dimunculkan sebelumnya. Dia pun mencoba mencari-cari jawaban itu di lemari buku yang penuh dengan buku-buku ilmiah.

Segala teori psikologi dia pakai. Segala pendekatan ilmu jiwa dia baca. Semua dilakukannya dalam rangka menemukan akar permasalahan yang sesungguhnya. Kadang-kadang dia membaca bertumpuk-tumpuk buku mengenai motivasi hidup.

Ia lakukan itu hanya sekedar untuk mengusir ketakutannya menghadapi masa depan. Karena menurut keyakinannya, buku-buku itu akan dapat memberikan inspirasi. Darinya dia akan mencoba untuk menata kembali kehidupannya.

Tetapi kemudian dia pun meragukannya. Dirasakannya segala teori dan motivasi itu kering tidak ada artinya. Batinnya tetap saja menderita akut yang tak kunjung surut. Bukannya malah menjadi satu dorongan bagi kehidupannya. Tetapi malah justru membuatnya terombang-ambing.

***

"Ah mungkin yang dirasakan ini hanya perasaan saja, karena selama ini jarang ketemu dengan teman dan jarang bersosialisasi."

Merasa lelah dengan membaca beragam teori psikologi mengenai kegundahan yang dirasakannya, akhirnya dia membuat alternatif lain untuk lebih banyak bersosialisasi dengan teman dan orang sekitarnya.

Sesekali dia mencoba untuk melupakan kegundahannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya. Dia bertemu dengan teman-temannya seperti biasa. Dia lemparkan senyuman untuk menunjukkan bahwa dia ramah dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun