Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dialog Lumpur: Kita adalah Saudaranya

5 Februari 2018   23:05 Diperbarui: 6 Februari 2018   00:28 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tahu, karena aku manusia pernah diajari sejarah  nabi-nabi zaman dahulu. Dia adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan sebagai nenek moyang bangsa manusia." Tambahku melengkapi pengetahuan si lumpur tadi.

"Sini lebih dekat ke aku." Kata si lumpur sambil merebahkan badannya untuk aku duduki. Aku pun duduk  di sela-sela rumput dan padi yang tumbuh di atasnya.

"Aku kadang heran dengan manusia, seolah tidak menghargai ciptaan Tuhan kalian, mengapa sebagian kalian masih saja ada yang meyakini kalau nenek moyang kalian itu kera."

"Bukankah itu seperti kalian menolak penciptaan langsung diri kalian oleh Tuhan?"

***

Tersentak sesaat diriku mendengar nada protesnya mengenai pemahaman sebagian manusia tentang asal-usulnya. Aku masih tetap terdiam.

"Kalian manusia seolah tidak yakin bahwa Tuhan kalianlah yang sesungguhnya menciptakan kalian semua dari aku. Kalian bukan kelanjutan dari bangsa kera."

"Kera diciptakan oleh Tuhan sendiri tanpa ada sangkut pautnya dengan kalian. Aku adalah saksinya." Kata lumpur melanjutkan pembicaraannya.

***

Bahagia bermain lumpur (pikiran-rakyat.com)
Bahagia bermain lumpur (pikiran-rakyat.com)
Setelah aku merenung baik-baik, aku mencoba melanjutkan basa-basiku dengannya. "Begini pur..." kataku.

"Secara pribadi, pengetahuanku tentang manusia berasal dari kera itu datang belakangan. Aku mendengarnya dari guruku waktu sekolah dulu. Aku juga membacanya dari buku-buku yang katanya hasil karya para ilmuwan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun