Ide segar dan inspiratif justru kadang-kadang tidak keluar ketika di atas meja kerja dan perpustakaan. Ide kreatif terkadang muncul di tengah jalan yang dilalui, muncul di sela-sela tiduran sambil menonton tipi dan situasi lain yang tidak terikat oleh rencana.
Baca juga: Ketika Merasa Buntu untuk Menulis Sesuatu
Maka mengatakan bahwa kita tidak punya ide untuk menulis, berarti kita telah mencoba "melenyapkan ide" yang sebenarnya ada dalam kepala kita. Bukankah ketika mengatakan "tidak ada ide" untuk menulis sebenarnya kita memiliki ide tersebut; ide untuk tidak mempunyai ide?
Ide tentang "tidak ada ide" sendiri sebenarnya bisa dituangkan menjadi sebuah tulisan. Misalnya tulisan berjudul mengapa saya tidak punya ide untuk ditulis? Apa penyebab tidak ada ide untuk menulis? Bagaimana menghilangkan pikiran tidak ada ide untuk menulis?
Mengembangkan Ide Tulisan
Setelah ide didapat untuk tema sebuah tulisan, biasanya saya menguraikan lagi ide-ide pokok tersebut menjadi ide bawahannya yang lebih detail. Tanpa teknik tersebut, maka ide yang kita dapatkan akan menjadi ide tunggal yang tidak bisa berkembang.
Misalnya ketika saya mendapatkan ide tentang tulisan dengan judul di atas, maka penjabarannya adalah ide-ide turunan berupa angka-angka statistik dari tulisan saya di Kompasiana atau riwayat bergabung dengan Kompasiana.
Ide turunan lainnya adalah cara melakukan "pekerjaan menulis artikel", urutan-urutan ketika mau menulis artikel seperti yang sedang Anda baca ini. Seperti itulah teknik yang saya lakukan.
Jika mau menggunakan alat bantu, ada banyak alat bantu software untuk memudahkan memetakan ide atau konsep atau tema tulisan. Cara kerjanya dengan menampilkan ide-ide tersebut menjadi rangkaian ide yang terhubung antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahuinya, Anda bisa cek langsung tautan di bawah ini.
Baca juga: Inilah Beberapa "Software" yang Bermanfaat untuk Para Penulis
Menuangkan Ide Tulisan Menjadi Paragraf