Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19, Menjanjikan atau Tidak Bermanfaat?

12 Februari 2021   17:29 Diperbarui: 13 Februari 2021   08:39 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visualisasi plasma konvalesen. via: cnnindonesia.com (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI) 

Namun, kita harus lebih kritis terhadap hasil-hasil ini.

Apakah TPK akan efektif ke semua golongan pasien?

Jawabannya tidak. Untuk mengetahuinya, kita perlu membuka hasil uji klinis acak tersamar ganda yang sudah dilakukan. Hal ini agar kita dapat melihat secara lebih mendetail mengenai profil dan latar belakang subjek uji coba. 

Misalnya, uji klinis yang dilakukan di India terhadap pasien COVID-19 yang 94% berjenis kelamin laki-laki, dengan rata-rata umur 34 tahun dan dengan rerata lama sakit sebelum perawatan 6 hari, mengemukakan bahwa penggunaan TPK tidak berpengaruh signifikan dalam menekan angka kematian, namun terbukti dapat mengurangi gejala sesak napas dan kelelahan pada pasien. Dalam hasil uji klinis lainnya yang dilakukan di  Argentina, yang menguji TPK dengan kontrol plasebo pada pasien COVID-19 dengan komorbiditas sebesar 64.5% dan lama sakit 8 hari, menunjukkan bahwa tidak ada perbaikan signifikan pada angka mortalitas pasien yang membutuhkan tambahan oksigen. Artinya memang tidak semua pasien COVID-19 jika diberikan TPK akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

Lalu, kepada siapa TPK ini lebih baik untuk diberikan?

Uji klinis lain dari Argentina menunjukkan bahwa pada pasien berumur lanjut dan dengan komorbiditas tinggi pun TPK dapat menjadi pengobatan yang efektif dalam menurunkan risiko kematian pasien. Rerata umur subjek di uji klinis ini ada di angka 77.2 tahun, artinya memang pasien-pasien berusia lanjut. Kemudian komorbiditas ada di angka 78%-86%, yang berarti sangat tinggi. Namun, yang membedakan dari uji klinis sebelumnya adalah pada fungsi waktu pemberian perawatan TPK dan tingginya titer plasma yang diberikan. Di dalam uji klinis ini, para subjek penelitian merupakan orang yang baru terdeteksi positif COVID-19 dan baru menunjukkan gejala mulai dari 38.3-39.6 jam terakhir. Dibandingkan uji klinis sebelumnya, waktu pemberian TPK pada pasien di uji klinis ini jauh lebih cepat (<3 hari, sementara yang lain >6 hari). Hasilnya, angka mortalitas turun ke angka 3.8%.

Tangkapan layar pribadi: webinar kuliah umum dari NUS yang penulis ikuti mengenai uji klinis plasma konvalesen.
Tangkapan layar pribadi: webinar kuliah umum dari NUS yang penulis ikuti mengenai uji klinis plasma konvalesen.

Lalu, bagaimana jika kita menganalisis problem lain yang ada dalam pemberian TPK, yaitu ketersediaan plasma konvalesen. Tingginya demand plasma membuat ketersediaan plasma konvalesen yang tersedia menipis. Maka dari itu, pengguanaannya harus efektif dan efisien. 

Jika ada bukti yang jelas efektif dan belum jelas efektif, maka dokter sebagai klinisi wajib menggunakan bukti terbaik untuk menjamin keselamatan pasien. Namun, dokter yang bertugas tidak hanya memiliki 1 pasien COVID-19 saja. Banyak pasien yang harus dirawat, bahkan mengantre untuk dirawat. 

Maka dari itu, untuk menjaga efisiensi dan efektivitas perawatan pasien COVID-19, pemberian TPK harus lebih jeli. Karena TPK terbukti lebih efektif diberikan kepada pasien dengan deteksi dini. Sedangkan pemberian TPK pada pasien bergejala sedang, berat, ataupun kritis terbukti tidak efektif dalam menurunkan angka kematian pasien. Maka demi efisiensi, TPK harusnya diberikan pada mereka yang terdeteksi lebih awal dari awal munculnya gejala, bukan untuk mereka yang sudah bergejala berat dan kritis. Pemberian TPK juga harus ditujukan kepada mereka yang memiliki komorbid dan berusia lanjut, bukan kepada pasien muda dan atau tanpa komorbid. Artinya, untuk efisiensi tertinggi pemberian TPK, harusnya diberikan kepada mereka yang lebih awal terdeteksi, memiliki komorbid, dan berusia lanjut.

Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun