Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Sebenarnya Niat 2T + Isolasi Nggak Sih?

3 Februari 2021   15:39 Diperbarui: 3 Februari 2021   15:57 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik jumlah tes COVID-19 harian/1000 orang populasi di berbagai negara per 29 Januari 2021. via:ourworldindata.org

Perbandingan dengan India

Loh kenapa membandingkan dengan India? Loh kenapa tidak?

Grafik perbandingan pertambahan kasus COVID-19 antara Indonesia dan India per 31 Januari 2021.
Grafik perbandingan pertambahan kasus COVID-19 antara Indonesia dan India per 31 Januari 2021.

Terlihat dengan jelas kurva pandemi India adalah kurva yang menunjukkan improvement. Walaupun di puncak pandemi India bisa mencatatkan hampir 100,000 kasus/hari, tingkat infeksinya sudah menurun dengan perkembangan yang sangat bagus.

Infografik milik ig:@pandemictalks
Infografik milik ig:@pandemictalks

Melansir @pandemictalks di instagram, strategi testing India berhasil menekan pertumbuhan kasus COVID-19. Hal ini dikarenakan strategi testing India yang efektif, juga dilaksanakan dengan baik. India dapat meningkatkan kapasitas testingnya dengan menambah infrastruktur penunjang testing dari 13 laboratorium menjadi 2,360 laboratorium dalam waktu kurang dari 1 tahun. Dengan begitu, kini India dapat melakukan 5.2 juta tes COVID-19/minggunya. Ini melebarkan kriteria warga yang dapat dites secara gratis di sana. Ibarat memakai jaring pancing yang sangat lebar hingga dapat menangkap banyak kasus infeksi di masyarakat. Jumlah 5.2 juta tes/minggu ini sangat masif jika dibandingkan Indonesia yang baru mengetes 6.2 juta orang sepanjang pandemi COVID-19. 

Miris dan memalukan.

infografik milik :  ig @pandemictalks
infografik milik :  ig @pandemictalks

Selain itu, strategi tracing yang agresif juga disinyalir menjadi palu godam penekan penyebaran COVID-19 di India. Melansir dari @pandemictalks, petugas tracer di India akan mengunjungi orang yang merupakan kontak erat pasien COVID-19, hingga dapat mendeteksi 80% kontak dalam waktu 3 hari. Selain itu, warga diwajibkan untuk membantu proses tracing dengan mengunduh aplikasi pemantau mobilitas di smartphonenya. 

Terbukti dengan testing dan tracing yang "niat", India dapat menurunkan jumlah kasus harian dan melonggarkan kebijakan pembatasan sosialnya.

Jadi apa lagi yang ditunggu pemerintah Indonesia untuk segera memantapkan "niat" dalam penerapan program testing dan tracing yang masih terbengkalai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun