2.2 Pembahasan
2.2.1 Teknik Pemeliharaan Tiram Mutiara
Proses pemeliharaan tiram mutaiara terbagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah pemeliharaan larva tiram mutiara atau pinctada maxima. Tahap ini dilakukan dengan menempatkan larva hasil perkembangbiakan indukan tiram dalam tangki berwarna hitam berkapasitas 5000 liter atau 5 ton.
"Larva tiram lebih menyukai tempat yang gelap atau remang-remang daripada terang. Untuk itu, pemeliharaan larva diusahakan ditutup dengan plastik gelap." (Aprisanto dkk., 2008).
Sebelum digunakan, tangki dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air laut hingga bersih. Setelah proses persiapan selesai dilakukan pengisian air. Air yang digunakan sebagai media pemeliharaan terlebih dahulu harus melalui sandfilter dan carbon active filter untuk meminimalisir bahan organik yang tersuspensi yang dapat mengganggu proses pemeliharaan larva.
Selain itu, suhu dan PH air harus dikontrol agar tiram mutiara bisa tumbuh dengan cepat. Selain itu salinitas juga sangat berpengaruh terhadap tingkat perkembangan pinctada maxima. Suhu air yang digunakan adalah 27 C, PH air netral sebesar 7 dan salinitas dijaga antara 32-35 ppt.
Kadar oksigen dalam air juga penting bagi kelangsungan hidup tiram mutiara karena perubahan konsentrasi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian organisme (Romimohtarto, 1991).
Sedangkan menurut Winanto (2004) bahwa tingkat oksigen terlarut yang dibutuhkan selama masa stadia larva antara 4,8-5,5 mg/L. Sedangkan kepadatan larva yang baik + 200 ekor/liter. Kepadatan yang terlalu tinggi akan mengurangi pertumbuhan normal (Aprisanto dkk., 2008).
Pada proses pemeliharaan ini tiram mutiara dipelihara dan diawasi pertumbuhannya. Setiap harinya setiap larva ini akan tumbuh sebesar 5-10 (Miko, P.T Autore Indonesia(2020)). Proses ini akan berlangsung kira-kira 2 bulan hingga ukuran spat mutiara ini telah mencapai ukuran 3mm.Â