Mohon tunggu...
Maharany Bakkara
Maharany Bakkara Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Profesi Pendidikan Guru GEL-1 2024

Saya sekarang sedang menjalani perkuliahan profesi pendidikan guru (PPG), saya prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), saya suka mebaca dan menulis, sukan bernyanyi dan mendengarkan musik, dan juga menonton.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

18 Februari 2024   22:59 Diperbarui: 18 Februari 2024   23:01 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Keterbatasan Akses dan Sarana Pendidikan: Di wilayah-wilayah pedesaan, akses terhadap pendidikan sangat terbatas. Sekolah-sekolah yang ada terutama terdapat di kota-kota besar atau daerah-daerah dengan populasi Eropa yang signifikan. Sarana pendidikan seperti buku teks dan fasilitas belajar juga sangat terbatas bagi masyarakat pribumi.

Pendidikan pada masa kolonial merupakan instrumen penting bagi pemerintah kolonial Belanda untuk menjaga kontrol politik dan ekonomi serta memperkuat dominasi budaya Eropa di wilayah jajahannya, meskipun pada saat yang sama memberikan beberapa akses terbatas kepada penduduk pribumi untuk mendapatkan pendidikan.

Selain itu dampak positif dari pendidikan yang diberikan Belanda adalah terbentuknya Lembaga pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh tokoh-tokoh pendidikan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah:

  • Bung Tomo yang mendirikan Kweek School,
  • KH Ahmad Dahlan yang mendirikan pendidikan Muhammadiyah,
  • Trikoro Dharmo yang mendirikan perkumpulan pemuda,
  • RA Kartini yang meperjuangkan hak perempuan,
  • Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Taman siswa.

Pendidikan pada masa Jepang

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II (1942-1945), sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Berikut adalah beberapa ciri utama pendidikan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia:

1. Pendidikan Nasionalisasi: Pemerintah Jepang menerapkan kebijakan nasionalisasi pendidikan dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh kolonial Belanda dan menggantikannya dengan nilai-nilai Jepang serta membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan penduduk Indonesia. Mereka menekankan pentingnya kesetiaan kepada Kaisar Jepang serta pendidikan moral dan disiplin.

2. Pendidikan Wajib: Pemerintah Jepang mewajibkan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah. Mereka mendirikan sekolah-sekolah baru dan memberikan akses pendidikan kepada lebih banyak orang, termasuk masyarakat pribumi yang sebelumnya terbatas dalam akses pendidikan.

3. Kurikulum Baru: Kurikulum pendidikan diubah untuk mencerminkan nilai-nilai Jepang, termasuk bahasa Jepang, sejarah Jepang, dan kebudayaan Jepang. Selain itu, materi pelajaran yang berkaitan dengan nasionalisme Indonesia juga diperkenalkan, yang menekankan pada semangat kebangsaan dan kebebasan dari penjajahan.

4. Pelatihan Militer: Pemerintah Jepang memasukkan pelatihan militer ke dalam kurikulum pendidikan, terutama bagi siswa laki-laki. Mereka didorong untuk bergabung dalam organisasi pemuda Jepang seperti PETA (Pembela Tanah Air) atau Heiho (Prajurit Rakyat).

5. Kontrol Jepang atas Sistem Pendidikan: Meskipun ada upaya untuk nasionalisasi pendidikan, sebagian besar kebijakan pendidikan tetap diawasi dan dikendalikan oleh pemerintah Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan pada masa pendudukan Jepang adalah untuk memperkuat kekuasaan dan pengaruh Jepang di Indonesia.

Pendidikan pada masa pendudukan Jepang merupakan periode yang kompleks di mana terjadi perubahan signifikan dalam sistem pendidikan dan pengaruh ideologi serta nilai-nilai politik dari pemerintah pendudukan. Dari pendidikan yang telah diberikan oleh negara yang pernah menjajah Indonesia, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang diberikan merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari masing-masing negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun