Mohon tunggu...
Maharani Wijayanti
Maharani Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA

Hallo! Saya merupakan pelajar SMA tingkat akhir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendambakan Lahirnya Seribu Hoegeng

23 Juni 2021   22:22 Diperbarui: 23 Juni 2021   22:22 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kasus pungli, kasus suap di kepolisian juga cukup lazim didengar oleh masyarakat. Seperti pemberian "uang damai" maupun "pelicin" agar urusan penyuap cepat terselesaikan. Kegiatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) juga turut ambil bagian. Namun, ketiga jenis pelanggaran tersebut—dan potensi pelanggaran lain—dapat diminimalisir bahkan dihilangkan jika setiap personel kepolisian bersikap jujur dan tidak mau berkompromi dengan masyarakat yang menggemari "jalur belakang." Lantas, apakah personel polisi yang mereplikasi sikap jujur Jenderal Hoegeng sudah pantas menyandang titel "polisi idaman"?

sumber: tribratanews.go.id
sumber: tribratanews.go.id

Menurut saya belum, kejujuran dan integritas hanya salah satu sikap dari personel polisi yang baik. Gelar "polisi idaman" merupakan capaian tersulit layaknya sebuah misi tingkat S—dalam anime Naruto: Shippuden. Setidaknya terdapat beberapa kriteria yang masih harus dipenuhi untuk mendapatkannya. Kriteria tersebut diringkas dalam HARAP. HARAP merupakan akronim dari Humanis, Antirepresi, Responsif, Amanah, dan Profesional. Kolaborasi antara kejujuran, integritas, dan HARAP akan mewujudkan harapan masyarakat yang menantikan kehadiran "polisi idaman" dan institusi Polri yang terpercaya.

Jadi, sosok "polisi idaman" merupakan personel kepolisian yang jujur, berintegritas, humanis, antirepresi, responsif, amanah, dan profesional. Saya berharap sosok Hoegeng akan bereinkarnasi, lahir kembali, pada setiap nurani personel Polri dari struktur komando terendah hingga tertinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun