"Sudahlah, mungkin sebaiknya aku mendengar nasehat Ranti." Mahar berdamai dengan hatinya. Sebenarnya Mahar mengerti maksud baik Ranti. Semua agar tak terjadi kesalahpahaman. Mungkin benar juga firasat Sekar, kalau mas Firman sedang mendekati Asih.
"Tak baik jika aku menempatkan diri diantara mereka" Mahar masuk kedalam kamar, bersiap shalat Maghrib. Seuntai harap kembali terjalin dihatinya yang kering, semoga suatu hari nanti datang seorang pria yang tepat hasil pilihan Tuhan untuknya. Dan seandainya mas Firman orangnya, Mahar tak berniat menolak. Sedikitpun tidak. Senyum manis tersungging di bibirnya. Harapan tetap harapan, tak bisa seketika dipadamkan begitu saja. Tidak oleh Ranti, Sekar, Asih atau siapapun juga. Ijinkan aku merampasmu, boleh kah mas Firman???????
*Pemirsahhh.....ini atas persetujuan mas Firman untuk bikin rusuh ECR mereka*
:D :D :D :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H