Mohon tunggu...
Maharani DelphineDwi
Maharani DelphineDwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Let me live, love, and say it well in good sentences.

Welcome to this small page of mine. enjoy what you can, while you can.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Scientific Journal Review: School Violence Around The World: A Social Phenomenon

4 April 2022   13:21 Diperbarui: 4 April 2022   13:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Judul Jurnal : 

Procedia - Social and Behavioral Sciences

2. Judul Artikel Penelitian : 

School Violence Around The World : A Social Phenomenon

3. Penulis :

Camelia Dumitriu, Ph.D

4. Volume, Tahun, Halaman :

Volume 92, Tahun 2013, Halaman 299-308

5. Fenomena Penelitian :

Kekerasan di lingkungan sekolah, School Shooting, School Shooter, Penembakan pada sekolah

6. Latar Belakang :

Penelitian ini mengkaji fenomena penembakan massal yang terjadi di sekolah-sekolah negara Amerika Serikat. Penelitian ini akan berfokus pada pelaku ketimbang keseluruhan kejadian penembakan sekolah ini. Penelitian ini mengkaji 160 penembakan sekolah yang terjadi di seluruh dunia.

Fenomena penembakan sekolah ini sendiri merupakan kejadian dimana individu atau kelompok, bisa berupa warga dan non warga sekolah, melakukan penembakan secara beruntun pada warga sekolah untuk menimbulkan korban jiwa/luka pada warga sekolah tersebut. penembakan umumnya telah direncanakan oleh pelaku sebelumnya. Fenomena ini juga biasanya disebut sebagai pembunuhan massal terkait sekolah.

7. Tujuan Penelitian :

Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan fenomena penilitan, dan juga terutama untuk menjawab dua rumusan masalah berikut :

  • Siapakah penembak sekolah / School Shooter ?
  • Apakah motif mereka?

8. Metode Penelitian :

Peneliti telah menciptakan database custom dengan semua pelaku penembakan sekolah yang sudah teridentifikasi. Data-data tersebut telah diperolh dari beberapa database, laporan pemerintah, laporan polisi, rekaman sidang, rekaman sekolah, artikel koran, dan arsip-arsip lainnya. total 160 kasus penembakan sekolah di seluruh dunia telah teridentifikasi. 

Ecological Framework for Human Development digunakan untuk mengkaji kejadian-kejadian tersebut. pada analisis tahap pertama, analisis dilakukan menggunakan metode ethnographic content analysis. Setelah itu, 10 dari 160 kasus tersebut dipilih untuk in-depth qualitative case studies dan data lapangan diperoleh dari 5 negara, dimana penembakan sekolah terjadi, menggunakan wawancara semi-terstruktur dan focus-groups.

9. Populasi & Sampel :

Peneliti telah menciptakan database custom dengan semua pelaku penembakan sekolah yang sudah teridentifikasi. Data-data tersebut telah diperolh dari beberapa database, laporan pemerintah, laporan polisi, rekaman sidang, rekaman sekolah, artikel koran, dan arsip-arsip lainnya. total 160 kasus penembakan sekolah di seluruh dunia telah teridentifikasi. 160 kasus tersebut merupakan populasinya, 10 kasus terpilih merupakan sampel dari penelitian ini.

10. Hasil Penelitan :

Beberapa kategori berbeda dari pelaku penembakan sekolah telah ditentukan: 1) Pelajar yang Lost in the Downward Spiral, 2) the perfect student, dan 3) social injustice collecter.Grup A merupakan pelaku berusia dibawah 30, Grup B merupakan pelaku berusia diatas 31 tahun. 

Pelaku ada yang merupakan pelajar atau alumni, dan bisa juga orang asing (umumnya individu yang sudah menikah dan memiliki anak, juga laki-laki singe berusia antara 30an-40an) untuk sekolah tersebut. keterikatan lain berupa pengajar, karyawan sekolah, atau seseorang yang mengenal orang pada sekolah tersebut.

terdapat 6 faktor yang diasosiasikan dengan pelaku: 1) masalah keluarga, 2) masalah kesehatan dan juga dapat mencakup maalah keseshatan mental, 3) pandangan religius, sosial, dan juga politik, 4) akses ke senjata api yang mudh, 5) keterikatan dengan beberapa organisasi dan 6) pengaruh budaya/kebudayaan. Dari 163 pelaku, 71 (43,56%) masuk ke profil 1(lost in downward spiral group), dan 22 (13,49%) masuk ke profil 2 (the perfect student).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fenomena ini merupakan fenomena multidimensional  yang menyangkit berbagai aspek sosial, politik dan budaya dalam masyarakat. Meskipun begitu, opini mereka terkait hal tersebut dipengaruhi oleh teman, pengajar, pemimpin organisasi dimana mereka adalah anggotanya, dan anggota keluarga.

Peneliti mendukung teori dukungan sosial, dimana agresi dimodulasi oleh intensitas dari 4 ikatan yang ada antara individu dan lingkungannya. Semua pelaku, terlepas dari kategori mereka, mereka memiliki hubungan yang lemah dengan 1)setidaknya salah satu anggota keluarga, 2)sekolah atau organisasi dimana mereka menjadi anggotanya, dan 3) masyarakat secara keseluruhan. Apabila sekolah, keluarga, atau masyarakat mengintervensi dengan menguatkan hubungan-hubungan tersebut, fenomena ini mungkin tidak akan terjadi.

11. Kelebihan Penelitan :

Penelitian ini mengkaji seluruh aspek dan faktor yang mungkin memiliki hubungan kausalitas dengan pelaku dari fenomena ini secara cukup detail dan penjabaran yang sistematis dan mudah dipahami. Selain itu, profiling atau pengelempokan dari pelaku fenomena juga telah dijabarkan dengan sangat detail dan sistematis yang memungkinkan pembaca melihat dinamika sosial, emosional dan psikologis dari pelaku fenomena.

12. Kekurangan Penelitian :

Fenomena ini disampaikan peneliti telah diambil dari berbagai penjuru dunia dengan budaya dan kebangsaan yang berbeda, namun karena sekitar 80% fenomena ini terjadi di Amerika Serikat maka kategorisasi, faktor penyebab dan aspek lainnya mungkin tidak berlaku dalam budaya lain karena sebagian besar data diperoleh dari negara tersebut dengan budaya-budayanya. Sehingga penelitian ini mungkin akurat untuk menggambarkan dinamika pelaku dari AS namun tidak untuk negara lain.

13. Tanggapan :

Penelitian ini telah mampu memberikan analisa, kajian, serta perspektif faktual dari fenomena penembakan sekolah. Data yang diberikan telah dijabarkan dengan sangat sistematis, terutama untuk masyarakat awam. Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan diimplementasikan untuk upaya meminimalisir dan mencegah terjadinya fenomena ini dalam masyarakat di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun