PendahuluanÂ
Pendidikan multikultural di Indonesia sangatlah penting karena pendidikan dapat menghasilkan peserta  didik yang cerdas yang memiliki kearifan lokal dan memiliki rasa toleransi, atau peserta  didik yang berwawasan komprehensif. Pendidikan multikultural juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang iklusif dan ramah terhadap semua siswa, tanpa memandang latar belakang budaya, agama, atau ras mereka. Hal ini membantu menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa, yang membantu siswa mempelajari dengan lebih baik dan mewujudkan potensi mereka sepenuhnya.
Pendidikan Multikultural dirancang untuk meningkatkan berbagai keberagaman kelompok budaya, etnis, ras, dan agama. Di era globlisasi sekarang ini, diperlukan kebijakan pendidikan yang efektif dari pemerintah untuk mendukung sistem kelembagaan serta sesuai bagi pendidikan untuk berbagai budaya. Pendidikan multikultural adalah proses reformasi sekolah yang komprehensif bagi semua siswa untuk menentang dan menolak rasisme dan bentuk deskriminasi di sekolah, masyarakat serta menerima dan menegaskan pluralisme (etnis, ras, linguistik, agama, ekonomi, dan jenis kelamin) yang diwakili oleh siswa, kelompok, dan guru.
Selain itu, pendidikan multikultural juga dapat membantu mengatasi diskriminasi dan intoleransi yang masih ada dimasyarakat. Melalui pendidikan multikultural, siswa akan mengenali perbedaan dan memahami bahwa seluruh orang mempunyai hak yang sama untuk dihormati dan diperlakukan secara adil. Hal ini membantu mengurangi diskriminasi dan intoleransi yang sering terjadi di masyarakat serta menciptakan rasa saling pengertian dan kerjasama antar kelompok budaya yang berbeda. Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, memperkenalkan pendidikan multikultural ke sekolah juga dapat membantu mempersiapkan siswa  menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh dunia yang semakin kompleks.
Diskriminasi adalah hal yang biasa ditemui dalam masyarakat ini karena manusia sering melakukan diskriminasi satu sama lain. Dan seorang diperlakukan namun secara tidak adil dikarenakan ras, kelas, jenis kelamin, suku, keyakinan, status ekonomi, bentuk fisik atau hal yang berkaitan diskriminasi. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pendewasaan pribadi yang tidak diskriminatif, dinamis, dan intensif yang berlangsung secara adaptif dan tanpa akhir.
PembahasanÂ
Secara etimologis istilah pendidikan multikultural  terdiri dari dua istilah yaitu pendidikan dan multikultural. Pendidikan adalah suatu proses di mana peserta di didik untuk mewujudkan potensi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, individualitas, kecerdasan, akhlak mulia, dan kemampuan mengabdi pada diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Secara terminologis, pendidikan multikultural merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghormati pluralisme dan heterogenitas akibat keragaman budaya, etnis, agama, ekonomi, sosial dan politik, serta bertujuan untuk memaksimalkan potensi manusia.
Menurut Andersen dan Cusher, pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. James Banks mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan). Kemudian bagaimana kita mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter. (Adhani, 2014)
Masyarakat Indonesia yang multikultural dapat dilihat dari keberagaman adat istiadat, suku, budaya, perbedaan ras, dan agama. Keberagaman tersebut memberikan tantangan dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran di sekolah utamanya di sekolah dasar untuk menanamkan kepada siswa  tentang keberagaman. Oleh karena  itu, guru mempunyai tugas untuk mengenalkan siswanya terhadap keberagaman negara Indonesia. Guru  dapat membantu siswa mencontohkan sikap yang perlu mereka tunjukkan dan lakukan untuk merespons keberagaman di sekitar mereka. Oleh karena itu, hendaknya para guru  memahami konsep pendidikan multikultural sebagai suatu wawasan yang perlu mereka pahami agar dapat diimplementasikan kepada siswanya.  (Huda, Maftuh, & William, 2023)
Tujuan utama pendidikan multikultural adalah membantu siswa memahami, menghormati, dan memanfatkan perbedaan budaya dalam kehidupan sehari-hari dan di masa depan. Dalam pendidikan multikultural , lingkungan belajar diharapkan inklusif dan bersahabat serta menumbuhkan kerjasama antar siswa dari latar belakang budaya yang berbeda. Selain itu, pendidikan multikultural juga bertujuan untuk  mengatasi diskriminasi dan toleransi terhadap perbedaan budaya yang masih ada di masyarakat. Dengan memperkenalkan siswa pada berbagai budaya yang berbeda, pendidikan  multikultural membantu  menghilangkan stereotip dan prasangka negative terhadap kelompok tertentu serta  meningkatkan kesadaran  akan hak  asasi manusia dan keadilan sosial.
Pendidikan Multikultural merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk mempromosikan pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya di masyarakat. Dalam proses pendidikan multikultural, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap pendekatan  memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mencapai tujuan pendidikan multikultural.
Terdapat beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multikultural yang dapat diterapkan di sekolah, antara lain:
- Pendekatan Teori  dan Kritis.
- Pendekatan ini berfokus pada penggunaan teori dan analisis kritis untuk memahami berbagai fenomena  sosial, termasuk perbedaan budaya. Dalam pendekatan ini, siswa diajak  untuk mempertanyakan  asumsi dan stereotip yang ada tentang kelompok-kelompok budaya tertentu, dan membangun pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang perbedaan budaya.
- Pendekatan Inklusif.
- Pendekatan iklusif dalam pendidikan multikultural berfokus pada penciptaan lingkungan belajar yang iklusif di mana semua  siswa tanpa terkecuali merasa diterima dan dihargai. Dalam pendekatan ini, kesadaran akan perbedaan budaya tidak hanya terbatas pada pengakuan dan penilaian, namun juga  tercermin dalam praktik pembelajaran yang peka terhadap kebutuhan siswa dari latar belakang yang berbeda.
- Pendekatan Komunikatif.
- Pendekatan ini berfokus pada pengembangan keterampilan siswa untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari budaya berbeda. Dalam pendekatan ini, siswa diajarkan untuk membangun keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif serta memahami perbedaan budaya dalam penggunaan  bahasa dan komunikasi nonverbal.
- Pendekatan Kritis-Rasional.
- Pendekatan kritis-rasional dalam pendidikan multikultural  mengajarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan  berpikir kritis dan rasional tentang perbedaan budaya. Dalam pendekatan ini, siswa diajarkan untuk mempertanyakan pemikiran dan praktik berdasarkan stereotip dan prasangka negative terhadap kelompok budaya tertentu, dan untuk mengembangkan sikap rasional dan kritis  terhadap perbedaan budaya.
- Pendekatan Tranformasional.
- Pendekatan ini berfokus  pada upaya mengubah praktik sosial dan kelembagaan yang tidak adil atau diskriminatif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk meningkatkan kesadarannya terhadap ketidakadilan yang terjadi pada kelompok tertentu dan mengembangkan kemampuan mengambil tindakan positif untuk mengubah sistem sosial yang tidak adil dan diskriminstif.
- Pendekatan Pengalaman.
- Pendekatan pengalaman dalam pendidikan multikultural mengajarkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung dalam menghubungkan perbedaan budaya. Dalam pendekatan ini, siswa belajar tentang budaya lain melalui kunjungan lapangan, diskusi dengan orang-orang dari budaya lain, dan berbagai kegiatan yang memperkenalkan mereka pada budaya berbeda.
- Pendekatan Penghargaan Budaya.
- Pendekatan penghargaan budaya terhadap pendidikan multikultural berfokus pada mengenali dan menghargai keragaman budaya yang ada di lingkungan pembelajaran. Pendekatan ini mengajarkan siswa untuk memahami budaya yang berbeda dengan mempelajari nilai-nilai, tradisi, dan adat istiadat yang ada pada budaya yang berbeda. Â
Ketika diterapkan pendekatan-pendekatan ini dapat digabungkan dan disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan pembelajaran multikultural, menciptakan lingkungan pembelajaran yang iklusif, bersahabat, dan mendorong kolaborasi antar siswa dari latar belakang budaya yang berbeda. Pendidikan multikultural yang efektif berarti dapat meningkatkan kesadaran, keterampilan, dan sikap siswa dalam menghormati perbedaan budaya, dan dapat mengubah praktik sosial dan kelembagaan yang tidak adil atau diskriminatif. (Arfa & Lasaiba, 2022)
Tujuan utama pendidikan multikultural adalah menjadikan generasi muda sebagai agen peredam konflik antar kelompok (SARA). SARA biasanya mencakup gerakan radikal dan diskriminatif yang umum terjadi di Indonesia. Tugas guru sebagai pendidik adalah menjadi teladan toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan. Hal ini harus diimbangi dengan pemahaman konsep multikultural yang komprehensif. Sebab kita telah dikaruniai sikap saling toleransi dan menghargai keberagaman yang ada pada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perbedaan suku, ada istiadat, ras, dan agama tidak  menjadi alasan terjadinya radikalisme atau gerakan diskriminatif. (Irawan, Desiana, & Putri, 2023)
Kesimpulan dan Saran
- kesimpulan
Pendidikan multikultural merupakan sarana yang efektif untuk mengatasi diskriminasi di sekolah. Melalui beberapa pendekatan yang sudah di jelaskan diatas, sekolah mengajarkan penghargaan terhadap keberagaman budaya, agama, dan latar belakang etnis. Hal ini membantu menciptakan lingkungan inklusif dimana semua siswa merasa diterima dan dihargai tanpa memandang perbedaan mereka. Dengan mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai kebudayaan, pendidikan multikultural mendorong toleransi, kerjasama antar budaya, serta meminimalkan prasangka dan stereotip yang sering kali menjadi akan perillaku diskminimatif.
- saran
Pendidikan multikultural dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi diskriminasi di sekolah dengan mengintegrasikan keragaman budaya dalam kurikulum, melatih guru untuk bersikap inklusif, mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi dan empati, serta melibatkan komunitas dalam kegiatan yang mendukung penghargaan terhadap perbedaan. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi diskriminasi tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhani, Y. (2014). Konsep Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Alternatif Pencegahan Konflik. journal.uinjkt.ac.id, 1-11.
Arfa, A. M., & Lasaiba, M. A. (2022). Pendidikan Multikultural dan Implementasinya di Dunia Pendidikan. Jurnal Geografi dan Pendidikan Geografi, 1-15.
Huda, M. M., Maftuh, B., & William, N. (2023). Urgensi Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar Sebagai Upaya Pencegahan Konflik Sosial Sejak Dini. Jurnal Elementaria Edukasia, 1015-1022.
Irawan, E. P., Desiana, R., & Putri, L. D. (2023). Penanaman Pendidikan Multikultural dalam Mencegah Diskriminasi pada Siswa Sekolah Dasar. snhrp.unipasby.ac.id, 1053-1059.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H