Tak sebatas menjadi solusi penanggulangan pencemaran laut di depan Anjungan Losari kota Makassar. Lebih dari itu, pembuatan kanal baru sepanjang 300 meter dengan lebar 30 meter di arah selatan kawasan Centre Point of Indonesia (CPI) umumnya disyukuri para nelayan pesisir pantai Makassar. Lantaran juga menyingkat waktu serta jarak perjalanan nelayan dari perairan laut Selat Makassar mencapai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali di Jl Rajawali, kota Makassar atau sebaliknya.
'Kanal Gubernur" Begitu penamaan diberikan banyak nelayan terhadap kanal yang baru dibuka tersebut. Sebelumnya, satu-satunya jalur masuk armada kapal nelayan untuk mencapai TPI Rajawali hanya melalui muara Kanal Jongaya di kawasan CPI yang menyekat laut depan Anjungan Losari.
Pembuatan kanal baru tersebut kini menghadirkan adanya dua muara terhubung dari laut Selat Makassar ke Kanal Jongaya yang mengalir sejauh lebih 9 km dari arah selatan wilayah kota Makassar.
''Sudah banyak kapal nelayan penangkap ikan dari laut lepas ke TPI Rajawali melalui kanal baru yang menjadi muara baru Kanal Jongaya. Jaraknya lebih dekat dibandingkan harus memutar masuk keluar dari muara lama yang ada di Losari,'' menjelaskan seorang nelayan mengaku asal Gelesong Utara, kabupaten Takalar, saat berbincang di TPI Rajawali kota Makassar.
Hanya saja, katanya, melintas masuk keluar muara kanal baru di selatan CPI itu masih harus serba berhati-hati, terutama jika menggunakan perahu atau kapal-kapal berukuran agak besar. Diakui masih ada sejumlah batu ukuran besar yang perlu disingkirkan dari alur muara kanal baru, agar tidak mengandaskan baling-baling kapal terutama saat air laut surut.
Kanal baru yang menjadi muara baru Kanal Jongaya dikoneksikan dengan kanal eksisting Jongaya, diresmikan langsung oleh Gubernur Sulsel Prof DR Ir HM Nurdin Abdullah, M.Agr yang sering disebut dengan inisial NA, medio Januari 2021. Barusan. Justeru Kanal baru yang berada dalam kendali serta pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengang -- Jeneberang, Kementerian PUPR kini masih dalam tahap perampungan.
Pengerjaan Kanal Selatan CPI sejak Desember 2019 dilakukan bersama dengan pembuatan Kanal Terusan Jongaya sepanjang lebih 500 meter lebar 50 meter yang juga muaranya menyatu di mulut muara kanal baru Kanal Selatan CPI.
Pemprov Sulsel gigih membantu kelancaran pembuatan Kanal Selatan CPI serta Kanal Terusan Jongaya, terutama dalam rangka ikut mencarikan solusi mengatasi pencemaran lingkungan perairan laut di depan Anjungan Losari.
Sejak dilakukan reklamasi atau penimbunan laut seluas lebih 150 hektar untuk kawasan CPI tahun 2011, terjadi perubahan kondisi hidrologi air laut depan Anjungan Losari. Berubah warna hitam serta berbau busuk, juga dampak dari terjadinya perubahan bentang alam Anjungan Losari.Â
Sebelumnya Anjungan Losari menghadap laut lepas Selat Makassar, kini menjadi anjungan di dalam perairan sebuah teluk sempit dengan munculnya bentangan timbunan pembuatan kawasan CPI.
Laut yang tak beriak penyebab terjadinya peningkatan sedimentasi, ditunjang aliran air Kanal Jongaya yang tak henti mengalir membawa sampah serta buangan limbah warga lainnya bermuara di laut depan Anjungan Losari yang setelah direvitalisasi tahun 2012 menjadi pantai modern di tengah kota Makassar. Itulah faktor penyebab utama tercemar parahnya perairan depan Anjungan Losari.
Pembangunan Kanal Selatan CPI sebagai muara baru Kanal Jongaya, dimaksudkan agar dapat terjadi sirkulasi perputaran arus air laut yang dapat mengurangi pengendapan air bermuatan limbah di pantai depan Anjungan Losari dan sekitarnya agar tidak mendangkal, tidak kotor serta tidak berbau busuk seperti selama ini.
Dengan gencarnya pemasangan pipa-pipa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari di selatan kota Makassar saat ini, jika selesai diharapkan sekaligus dapat mempercepat upaya mengatasi pencemaran air kanal dan pesisir pantai barat kota Makassar. Termasuk pantai di depan Anjungan Losari, kawasan CPI dan sekitarnya.
Menurut Gubernur NA, Anjungan Losari dan sekitarnya perlu dipelihara dengan baik karena merupakan salah satu ikon wisata yang sudah cukup dikenal sejak lama di destinasi kota Makassar. ''Kanal-kanal yang ada di kota Makassar ke depan juga dapat ditata sebagai ikon wisata khas di kota Makassar,'' katanya dalam dialog lepas usai membuka koneksi Kanal Selatan CPI sebagai muara baru Kanal Jongaya.
Dalam perbincangan dengan sejumlah nelayan pesisir pantai Makassar di TPI Rajawali, berharap dapat dibuat semacam penanda dilengkapi menara suar di muara kanal baru Kanal Jongaya. Sebagai petunjuk terutama di malam hari yang gelap bagi kapal-kapal nelayan dari perjalanan Selat Makassar yang akan masuk ke Kanal Jongaya, menuju TPI atau perkampungan nelayan yang tumbuh sejak lama di sebagian besar bantaran Kanal Jongaya.
PERLU KAJIAN KHUSUS
Terdapat puluhan bentangan kanal di arah utara, selatan dan timur kota Makassar dengan panjang sekitar 40 kilometer. Selama ini berfungsi sebagai drainase sekaligus pengendali banjir saat musim hujan di ibukota provinsi Sulsel.
Di antaranya terdapat 3 kanal yang berfungsi sebagai saluran drainase induk (primair) kota Makassar. Kanal Jongaya merupakan kanal induk yang terpanjang lebih 9 km. Melewati wilayah kecamatan Mariso dan kecamatan Tamalate di selatan kota Makassar.
Kemudian Kanal Panampu membentang sepanjang lebih dari 4 km di wilayah utara, serta Kanal Sinrijala sepanjang lebih 2 km berada di arah timur kota Makassar. Kanal lainnya berupa kanal penghubung, seperti Kanal Pabaengbaeng, Kanal Sambung Jawa, Kanal Lette, dan banyak kanal penghubung lainnya.
Saat Pemkot Makassar kerjasama pihak JICA tahun 80-an melakukan pembangunan permanenisasi tiga kanal induk tersebut, ada ide untuk menjadikan alur kanal induk sebagai jalur angkutan transportasi air di kota Makassar. Namun persoalannya, tidak semua alur kanal induk laik dijadikan jalur transportasi air. Terdapat sejumlah trashrack semacam pintu pengendali air dan sampah yang membentang di alur kanal.
Ide Gubernur NA menjadikan kanal-kanal di kota Makassar sebagai ikon khas wisata kanal, boleh jadi diwujudkan sekaligus sebagai upaya melibatkan partisipasi warga kota menjaga dan memelihara lingkungan dan kebersihan kanal.Â
Mengingat sepanjang tepian atau bantaran kanal induk maupun kanal penghubung di kota Makassar merupakan lokasi pemukiman padat penduduk. Beragam aktivitas warga tak terhindarkan ikut tumbuh sepanjang tepian kanal.
Perlu ada kajian khusus mengembangkan kanal sebagai ikon khas wisata kanal yang berkaitan dengan penumbuhan kesadaran warga kota akan pemeliharaan kebersihan dan pencemaran lingkungan, sekaligus sebagai ruang baru peningkatan perekonomian warga khususnya yang bermukim sepanjang tepian bantaran kanal.
Kanal Jongaya dengan sejumlah kanal penghubungnya memungkinkan dijadikan uji coba pengembangan wisata kanal. Paket wisata Kanal Jongaya dapat dirancang rutenya mulai dari pelabuhan penyeberangan Benteng Pannyua di dekat kantor Polresta Pelabuhan Makassar, arah barat Benteng Fort Rotterdam. Lalu menyusur laut depan Anjungan Losari masuk ke muara Kanal Jongaya di kolong Jembatan CPI. Seterusnya dapat meyusur alur kanal ke arah selatan sejauh sekitar 5 km hingga mentok di jembatan perkampungan nelayan Maccini Sombala di tepian kanal Jl Nuri Baru kota Makassar.
Sebelum kembali, para penikmat wisata kanal dapat mampir di Taman Maccini Sombala yang bersisian dengan perkampungan nelayan Makassar di kelurahan Maccini Sombala. Kapal-kapal atau bus-bus air yang dirancang khusus dengan safety yang tinggi untuk angkutan penumpang berkapasitas muat 10 hingga 15 orang dapat menyusur rute alur Kanal Jongaya ketika air laut pasang maupun surut.
Dengan lama perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam pp menyusur rute Kanal Jongaya dari Pelabuhan Benteng Pannyua hingga perkampungan nelayan Maccini Sombala, punya sensasi tersendiri. Wisata khas Kanal Makassar, menyaksikan panorama Anjungan Losari dan Kawasan CPI dari alur laut. Lantas tersuguh aktivitas pergerakan perahu-perahu nelayan Makassar dengan berbagai bentuknya yang silih berganti masuk keluar alur Kanal Jongaya.
Sepanjang tepi kanan kiri bantaran kanal dapat terlihat geliat lingkungan pemukiman nelayan Makassar dengan berbagai aktivitas keseharian warga. Tak hanya pasar ikan basah disertai banyaknya lapak penjual ikan bakar, juga warung-warung penjual berbagai kuliner khas Makassar ada di sepanjang bantaran Kanal Jongaya. Termasuk terdapat lapak-lapak penjual Coto Makassar yang gratis ketupat.
Jika bantaran kanan kiri Kanal Jongaya ditata dengan baik, menarik sebagai rute khas wisata kanal. Membuat semacam terminal-terminal bus air sebagai titik-titik persinggahan agar dapat mengayakan rasa suasana perjalanan, menyambangi TPI Rajawali sebagai pusat pelelangan ikan terbesar di kota Makassar.Â
Dapat juga mampir menyaksikan suasana kehidupan nelayan di Rusunawa Nelayan Mariso atau melihat kehidupan warga di Rusun Lette yang merupakan Rumah Susun (Rusun) pertama di Indonesia berlokasi di tepian Kanal Jongaya.
Rimbunan terbatas pohon mangrove dengan kehidupan bangau serta satwa pesisir pantai lainnya dapat dinikmati sepanjang perjalanan menyusur Kanal Jongaya. Banyak warga secara swadaya terlihat membuat jaring khusus penadah sampah plastik buangan warga yang mengalir mengikuti pergerakan arus air kanal.
Belajar dari penataan kanal di kota-kota Negeri Kincir Angin Belanda, bukan tidak mungkin kanal-kanal di kota Makassar dapat dikembangkan juga menjadi obyek rekreasi dan wisata kanal di kota Makassar. Sekaligus menghadirkan peluang baru untuk memacu peningkatan perekonomian khususnya warga sepanjang bantaran kanal.
Mohammad Ramdhan Pomanto (Dany Pomanto) mantan Walikota Makassar periode 2014 -- 2019, rencananya akan dilantik lagi pada 26 Februari 2021 sebagai Walikota Makassar periode 2021 -- 2026 setelah terpilih kembali dalam Pilkada Serentak 2020 berpasangan Wakilnya Fatmawati Rusdi.
Banyak berharap DP panggilan akrab Dany Pomanto yang berlatar sebagai arsitek perencana dapat merespons, bahkan mewujudkan obsesi Gubernur Sulsel, NA menjadikan kanal-kanal sebagai ikon khas wisata kanal dalam destinasi kota Makassar. DP, Walikota Makassar inilah yang pernah mengenalkan Anjungan Losari dan sekitarnya sebagai destinasi Water Front City ke dunia internasional melalui event tahunan Festival F8.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H