Pencegahan: dilakukan dengan mengurangi jumlah tebar, mengurangi penumpukan bahan organik dengan melakukan penggantian air, penggunaan klorin dan/atau hidrogen peroksida pada saat persiapan air, menjaga kualitas air, penggunaan bubuk bawang putih pada pakan, penggunaan probiotik untuk mengontrol populasi bakteri Vibrio, mengontrol kestabilan warna air (berhubungan dengan populasi fitoplankton) dengan mengatur rasio C:N:P, penggunaan benur berkualitas (SPF atau SPR), dan kontrol pemberian pakan.
Pengobatan: jika terjadi infeksi penyakit di tambak dapat dilakukan: segera mengurangi jumlah pakan atau menghentikan sementara pemberian pakan, meningkatkan aerasi menggunakan kincir, tambahkan bubuk bawang putih bersamaan pakan, dan gunakan probiotik dengan dosis 3x dari penggunaan normal.
     2. Rutin Mengontrol Kualitas AirÂ
Hakikatnya, berbudiya udang itu sama saja dengan berbudidaya air, jika kualitas airnya bagus dan terjaga saya pastikan panennya sesuai yang diharapkan. Menjaga kualitas air menjadi sangat penting sebagai komponen utama di tambak. Control harian pH, salinitas, DO, dan suhu adalah standar minimum untuk mengetahui keadaan kualitas air saat itu. Dijaga agar tidak ada perubahan mendadak, perubahan mendadak itulah yang akan menyebabkan udang stress. Jika terjadi maka harus segera mengambil langkah agar mengembalikannya ke keadaan normal. Hal terpenting lain adalah menjaga stabilitasnya. Kemudian secara mingguan mengontrol konsentrasi bahan organic (ammonia, nitrit, nitrat, mineral, karbonat) serta menghitung totalvibrio dan plankton.
      3. Memilih benur yang sehat dan berkualitas
Benur yang berasal dari hatchery yang terjamin kualitasnya, dibuktikan dengan benur yang mengantongi kategori Specific Pathogen Free (SPF) atau Specific Patoghen Resistant (SPR). Pada awal 1990 mulai dikembangkan benur berkualitas bernama Specific Pathogen Free (SPF). SPF adalah sebuah pengembangan genetic udang. Pada 1998, benur SPF sudah mulai masuk ke Asia dan terus meluas pesat ke penjuru Asia. Penggunaan benur SPF tentu sangat menguntungkan. Benur dengan spesifikasi SPF akan menjamin benur telah bebas dari pathogen (terutama virus) penyebab penyakit.
Sedangkan SPR adalah kondisi karakter genetic udang yang memiliki resistensi atau ketahanan terhadap pathogen spesifik (diantaranyaTSV, IHHNV atau WSS). SPF dan SPR adalah karakter yang saling independen, artinya keduanya tidak dapat dalam satu individu yang sama. Tidak semua udang kategori SPF juga mengantongi kategori SPR. Tetapi biasanya udang yang sudah mengantongi SPR tidak perlu mengantongi SPF. Penggunaan benur SPF dan SPR adalah meminimalisir resiko terserang penyakit. Strategi lain tetap harus menjadi standar seperti biosecurity,early warning surveillance (sistem pengawasan dini), dan respon cepat jika terjadi penyakit.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H