Mohon tunggu...
Maftuhi Firdaus
Maftuhi Firdaus Mohon Tunggu... -

Ganggadata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

LCGC, Strategi Pasar dan Kemacetan

13 September 2017   15:35 Diperbarui: 13 September 2017   16:16 4753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ke empat adalah mempercepa pertumbuhan ekonomi bangsa, jawabannya sangat jelas ia. Namun hal ini perlu dikrtisi. Bangsa kita dipaksa dan di hipnotis oleh mobil murah. Sehingga mobil murah laku dipasaran tanpa ada batasan pembelian. Dan dampak secara langsung adalah pedapatan pajak dari konsumen dan dari produsen. Suatu langkah yang naf untuk diambil karena pertumbuhan perekonomian harus mengorbankan rakyat agar membeli mobil murah dengan segala bujuk rayu produsen otomotif dan diperkuat oleh keputusan pemerintah.

Analisa terhadap penjelasan ke empat asumsi ersebut mengindikasikan bahwa produksi mobil murah bukan merupakan sebuah jawaban atas probleatika bangsa. Melainkan produksi mobil murah adalah salah satu mekanisme pembuatan "pasar baru" bagi industri otomotif. Jelas saja hal itu, karena dengan pertumbuhan mobil dari waktu ke waktu dan panjang jalan yang tersedia sebagaimana apa yang sudah dilangsir dalam data Badan Pusat Statistik tidak sebanding atau bias dikatakan kontra produktif dalam melakukan kebijakan. Disatu sisi pemerintah mebuat kebijakan ang menguntungkan asing dengan membuat mekanisme pasar baru bagi mereka dengan mobil murah atau LCGC, namun tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur. Yang terjadi adalah kemacetan dikota kota lain dan memperparah kemacetan dikota kota besar.

Semakin banyak kendaraan namun tidak dengan jalan yang tersedia, maka akan timbul kemacetan yang akan menguras bahan bakar yang tersedia. Setelah penciptaan pasar baru bagi produsen otomotif, dampak yang meguntungkan juga dirasakan bagi importir bahan bakar minyak. Semakin banyak bahan bakar yang diperlukan nantinya. Multiplier Effect memang, namun arahnya merugikan bangsa sendiri terlebih masyarakat yang paling merasakan dampaknya. Sehingga dengan kata lain kebijakan pemerintah atas salah satu jenis kendaraan bermotor beroda empat ini atau sering kita sebut LCGC (Low Cost Green Car) juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di Indonesia

Solusi yang paling utama adalah menciptakan sarana transportasi publik bagi masyarakat di Indonesia. Memperbanyak ruas jalan bukanlah solusi yang tepat. Disisilain mensugesti masyarakat agar tidak membeli kendaraan beroda empat dengan tanpa pertimangan kemacetan dan bagi yang suah memiliki kendaraan roda empat harus memperhatikan penggunaannya. Bila dirasa masih bisa diakses oleh kendaran umum mengapa harus menggunakan kendaraan pribadi.

Memang perlu pemimpin yang bijak, berani, serta tegas dalam hal ini. Karena Agreement dengan negara lain dalam bentuk Bilateral maupun Multilateral menyandra pemimpin bangsa dalam hal ini. Masa depan ekonomi, politik serta keamanan ketertiban bangsa jadi taruhannya.

Namun hal ini bisa dikelabui dengan cara menstimulus masyarakat sebagai pemangku kekuasaan tertinggi beserta pemerintah untuk bersama bergerak melangkah bersama menuju masa depan yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun