Mohon tunggu...
MAFSUS SATUR ROHMAH
MAFSUS SATUR ROHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mafsus satur rohmah memiliki hobi memasak, kepribadian saya ceria dan periang. saya suka berteman dengan siapapun tanpa pilih pilih

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Model Pembelajaaran Kooperatif Team Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Pembelajaran Bahasa Indonesia

9 September 2024   14:48 Diperbarui: 9 September 2024   14:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Pendidikan berfungsi sebagai mekanisme untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dikatakan bahwa upaya yang disengaja dan terorganisir dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif, meningkatkan semangat siswa dan mendorong pembelajaran yang lebih efektif. Hal ini, pada gilirannya memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Pendidikan meningkatkan kapasitas individu untuk pengembangan kreatif, memungkinkan mereka untuk secara efektif menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kehidupan, masyarakat, teknologi, dan situasi dunia nyata(Kusumah, 2021).

Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat berkelanjutan, efisien, konstruktif, dinamis, dan disengaja. Modifikasi perilaku mungkin terjadi dalam beberapa keadaan. Menurut pakar pendidikan dan psikologi, belajar adalah hasil interaksi antara peserta didik, pengajar, bahan pembelajaran, teknik pengajaran, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan pendidikan. Tingkat keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran merupakan indikasi keberhasilan proses belajar mengajar. Jika tujuan pembelajaran tercapai maka dapat disimpulkan bahwa guru telah berhasil mengajarkan materi pelajaran. Efisiensi suatu proses pembelajaran dan pembelajaran diatur oleh saling mempengaruhi antara komponen-komponen tersebut(Rohmah, 2017)

Pemanfaatan model pembelajaran dapat dijadikan penentu utama dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi pada penerapan model pembelajaran, ketika menggunakan model pembelajaran yang sesuai maka proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh akan selaras dengan hasil yang diharapkan. Pemilihan model pembelajaran memungkinkan guru memilih pendekatan yang cocok dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran(Jannah & Husniati, 2022).

Menurut (Pane, 2017) Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu kegiatan terjadwal yang mempersiapkan atau merangsang seseorang untuk belajar dengan baik, sedemikian rupa Pembelajaran ini pada hakekatnya terdiri dari dua kegiatan dasar: kegiatan belajar yang melibatkan orang-orang yang mengubah tingkah lakunya, dan kegiatan mengajar yang melibatkan orang-orang yang melakukan tindakan untuk mentransfer pengetahuan. Pembelajaran dengan demikian adalah tindakan belajar yang bersifat internal.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah perilaku atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dimana keduanya terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran maka guru juga diharuskan memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tema mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Pada pemilihan model pembelajaran berpengaruh pada mata pelajaran tertentu contohnya pada mata pelajaran matematika.

Menurut (Supriadin, 2016)Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita, terutama pada dunia pendidikan. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" dan pada Undang-Undang dasar 1945 tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa "bahasa Negara ialah bahasa Indonesia".

Arianto, (2022) menyatakan bahwa Pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu upaya untuk meningkatkan atau mencapai potensi diri. Guru akan menemukan cara mengubah sikap, perilaku, dan keterampilan dari apa yang tidak ketahui menjadi apa yang tidak dapat dilakukan dan lakukan lebih baik lagi melalui proses pembelajaran yang komprehensif. Siswa yang berbeda berjuang dengan belajar dengan cara yang berbeda. Siswa berbeda dalam hal tujuan, kepribadian, pengalaman, dan persyaratan kerangka kerja mereka. Siswa menghadapi berbagai masalah dan tantangan ketika belajar. Siswa yang menghadapi masalah pembelajaran merasa lebih sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka. Hambatan-hambatan ini dapat bermanifestasi secara eksternal atau internal. Siswa dapat mengatasi kesulitan belajar pada tingkat tertentu sendiri, tanpa bantuan orang lain. Siswa mungkin memerlukan bantuan dari guru jika mereka belum mampu mengatasi gangguan belajarnya.

Masalah yang sering terjadi disekolah dalam proses pembelajaran ialah guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa pasif karena mereka hanya menerima materi dan soal latihan yang diberikan oleh guru. Hal ini tidak cukup untuk mendukung rendahnya penguasaan siswa pada mata pelajaran tertentu. Pada umumnya jika guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional maka peserta didik akan diberikan pekerjaan rumah (PR) dengan tujuan agar siswa berkeinginan untuk belajar ketika di rumah Mayoritas siswa menyelesaikan tugasnya di sekolah sebelum guru datang, dan nilainya masih di bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa; Meskipun sebagian siswa bekerja keras dalam mengerjakan tugas dan mengerjakan soal, persentase siswa yang pandai sangatlah kecil(Ningsih, 2020).

Untuk mengatasi kesulitan diatas yang berkaitan dengan mutu pendidikan, maka diperlukan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan mutu pendidikan matematika di kelas. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pendidikan dimana siswa terlibat dalam kerja kelompok kecil, berkolaborasi dengan 4 sampai 5 teman sekelas. Kelompok-kelompok tersebut sengaja dibuat beragam dalam hal komposisinya(Ningsih, 2020).

(Nasution et al., 2018) berpendapat bahwa Hasil proses belajar siswa dikenal dengan istilah hasil belajar. Nilai-nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran terlihat jelas dalam hasil belajar ini.  Guru di setiap mata pelajaran ikut serta dalam menentukan hasil belajar selain siswa.  Hasil belajar yang dicapai siswa membuktikan hal tersebut. Namun nilai-nilai yang berkaitan dengan tata krama, sopan santun, dan nilai-nilai lainnya perlu diapresiasi selain hanya sekedar ditingkatkan.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya Hasil Belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, hasil belajar siswa ini diperoleh dari penilaian yang dilakukan guru dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Menurut Afita, (2015) model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament adalah suatu tipe pola pembelajaran yang menempatkan siswanya dalam kelompokkelompok belajar dan setiap kelompok terdiri lebih dari 2 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda, untuk saling bekerja sama dan belajar bersama dan nantinya akan melaksanakan turnamen akademik dimana siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara dengan mereka.

Sedangkan menurut Nuki, (2022) Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) merupakan pendekatan pembelajaran kolaboratif dimana siswa dengan berbagai kemampuan ditempatkan dalam kelompok campuran. Kelompok-kelompok ini kemudian mengadakan kompetisi akademik melawan kelompok lain yang anggotanya memiliki tingkat prestasi akademik yang sama. Permainan akademis dirancang untuk menumbuhkan persaingan antar siswa dengan menguji pemahaman mereka terhadap informasi yang telah mereka pelajari.

Model pembelajaran kooperatif TGT(Teams-Games-Tournaments) merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan penyajian ide dengan pembelajaran dan aktivitas kelompok berupa permainan. Hal ini dirancang untuk memenuhi gaya belajar individu dan memaksimalkan relevansi dan keuntungan keseluruhan dari proses pembelajaran(Nuki, 2022).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa model pembelajaran kooperatif TGT (Team Games Tournament) ialah model pembelajaran yang berbentuk aktifitas kelompok berupa permainan yang berkaitan dengan mata pelajaran saat pembelajaran berlangsung serta siswa berkolaborasi dalam menyelesaikan permainan yang telah diberikan guru sehingga siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

 

HASIL PEMBAHASAN

Peneliti melakukan uji prasyarat dengan mengguakan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi secara teratur atau tidak, peneliti menggunakan uji normalitas. Untuk mengetahui apakah suatu data berasal dari varian yang sama atau tidak, digunakan uji homogenitas. Uji normalitas memiliki dasar pengujian yaitu jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal atau baik sedangkan jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data berdistibusi tidak normal. Sedangkan pada uji homogenitas dasar dari pengujiannya yaitu apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan berasal dari kelompok yang sama, sebaliknya apabila nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data dinyatakan dari kelompok yangberbeda. Dan pada penelitian ini hasil yang diperoleh pada uji normalitas ialah 0,200 > 0,05 sehingga data dinyatakan normal. Dan untuk hasil uji homogenitas ialah 0,118 > 0,05, sehingga data dinyatakan berasal dari kelompok yang sama atau homogen.

Pada penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Miftahul Huda dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Ditunjukkan dengan adanya hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dinyatakan benar dan memiliki pengaruh yang signifikan atau Ha diterima dan H0 ditolak dengan signifikansi 5%. Sehingga hal ini bisa menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT)lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda. Hasil akhirnya yaitu menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

 

PENUTUP

Pada penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Miftahul Huda dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Ditunjukkan dengan adanya hasil uji hipotesis yang menyatakan bahwa nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dinyatakan benar dan memiliki pengaruh yang signifikan atau Ha diterima dan H0 ditolak dengan signifikansi 5%. Sehingga hal ini bisa menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT)lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda. Hasil akhirnya yaitu menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun