Mohon tunggu...
Maesa Mae
Maesa Mae Mohon Tunggu... Guru - Sensei

Buku: Metode Hebat Abad 21; Aktivasi Otak ala Berhitung Cepat diluar Kepala, KA21BDS melejitkan otak belajar dalam waktu 19 hari mengaktifkan otak kiri dan otak kanan menjadikan manusia mampu berhitung cepat secepat kalkulator. Buku Puisi Akrostik: 45 Lu'luatul Hub (Mutiara Cinta) Dan lebih dari 20 buku Antologi sudah terbit.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naik Kereta Perdana: Sarah Nyaris Tewas di Stasiun Bogor

4 Maret 2023   00:00 Diperbarui: 4 Maret 2023   10:25 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Naik Kereta Perdana: Sarah Nyaris Tewas di Stasiun Bogor

Sarah itulah namanya ia seorang wanita yang ceria, supel, senang bergaul, dan banyak kawan. Dimana saja kawannya ada. Sayangnya jaman teknologi canggih yaa adanya sekarang ini, dulu alat komunikasi masih menggunakan surat-menyurat untuk menghubungi teman-teman yang jauh diluar kota atau diluar daerah. Kawan-kawannya yang banyak itu ia kenal ketika sekolah di Jogjakarta.

Yulistin Andriani Fitara salah satu sahabat terdekat Sarah ketika di Jogja yang berasal dari Sumenep, Madura. Gadis nyentrik dengan busana hasil jahitan ibunda tercintanya, ia bercerita kalau ibunya pandai menjahit dengan berbagai macam model busana.

"...yang penting ada gambarnya, model-model pakaian artis sering ibuku buat" kata Andri.

Uniknya nama Andri ada kata "Fitara" dibelakang namanya. Mau tahu mengapa ada kata Fitara? Menurut Andri namanya diakhiri kata Fitara karena dia lahir dimobil Fitara yang ibunya tumpangi ketika mau melahirkan Andri, dalam perjalanan menuju ke rumah sakit eeh... ternyata Andri keburu brojol eeh..(terlahir) dijalanan didalam mobil Fitara. He he lucu juga yaah teman Sarah punya kisah unik dibalik namanya. Apakah Anda juga memiliki kisah unik dibalik nama Anda?

Tahun 2002 Sarah bekerja di wilayah Jakarta Timur ia bekerja disalah satu kantor Konsultan Hukum yang berkantor di Gedung Prestasi persis depan Asrama Mahasiswa dan Sekolah Al-Azhar Rawamangun tak jauh bersampingan dengan SMA Diponegoro belakang SD dan SMP Labs School Jl. Pemuda Jakarta dekat sekolah Omjay mengajar hanya tersekat pemakanan umum persis belakang Gedung he he.. sayangnya ketika itu Sarah pun belum saling mengenal, padahal Sarah sering sekali main kearea sekolah Labs School tersebut atau ke UNJ dan sekitar tahun 2009-2010 tim Lawyer kantor dimana Sarah bekerja pernah menjadi Penasihat Hukum salah satu guru di SD Labs School Jakarta.

Sudah tiga tahun berjalan bukan waktu yang singkat bagi Sarah untuk mengenal banyak orang disekitar wilayah kerja, pastinya ia akrab dengan orang-orang sekelilingnya termasuk karyawan dan keluarga pemilik Gedung Prestasi.

Saking akrabnya mengenal mereka Sarah tak pernah sungkan lagi bila mau fotocopy ia sendiri yang mengerjakan bila karyawannya pada sibuk atau hasil fotocopyannya tidak sesuai dengan yang diinginkan lawyer untuk lampiran berkas perkara. Yaa tentunya dengan seijin pemilik mesin fotocopyan, bila tak diijinkan Sarah pun tidak akan lancang menggunakan alat-alat yang ada di toko pemilik Gedung, mereka memaklumi karena kantor di mana Sarah bekerja belum memiliki kantor dan alat mesin fotocopy sendiri ketika itu, sekarang sudah memiliki gedung sendiri dengan peralatan lengkap dan menetap di wilayah Jakarta Pusat.

Bagaimana tidak akrab, setiap mau melampirkan berkas Sarah selalu jadi andalan bagian fotocopy karena dia yang paham betul posisi hasil fotocopyan harus bagaimana posisinya jangan sampai nanti berkas dokumen yang akan dibaca orang lain itu terjepit stepler padahal dokumen itu sangat penting diketahui para pembacanya, dan tidak semua pegawai paham itu, apalagi yang dibagian fotocopy yang penting sudah menunaikan tugas saja masalah benar atau tidak sesuai pelanggan masa bodoh kebanyakan pegawai seperti itu dan rentan mendapat komplenan dari pelanggan. Dan biasanya karyawan seperti ini tidak bertahan lama bekerja.

Naah makanya supernya keluarga dan karyawan Gedung Prestasi memberi kesempatan bebas kepada Sarah untuk mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga walaupun menggunakan mesin fotocopy milik mereka semua pekerjaan terselesaikan dengan baik. Terima kasih banyak Sarah haturkan kepada tim keluarga besar Gedung Prestasi ketika berpamitan pindah kantor ke Jakarta Pusat. Semoga makin berjaya dengan bisnis dan AKBID-nya doa dihaturkan Sarah untuk keluarga dan tim Gedung Prestasi ketika itu. Selain menyewakan ruang perkantoran Gedung Prestasi juga menyediakan toko macam-macam alat tulis, alat-alat perkantoran sampai yang kecil-kecil pun ada, seperti stepler, refil isi stepler, klip, dan lain-lain, kantin dan tempat ibadah sehingga para penghuni tak perlu jauh-jauh keluar mencari kebutuhan hariannya.

Makanan dikantin pun jarang tersisa karena menu masakan dikantin ini selalu berbeda dan masakan baru semua setiap harinya, khas dengan masakan jawa namun tak semua masakan serba manis, mungkin selera pemiliknya juga sudah terkontaminasi dengan masakan kota Jakarta dan sekitarnya sehingga olahan yang dibuat lebih kepada selera nusantara tidak terlalu manis atau asin, pas dan enak.

Suatu ketika istrinya mas Dony pemilik Gedung Prestasi ngajak Sarah jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor dengan naik kendaraan kesana menggunakan Kereta Api, karena belum pernah naik kereta Sarah pun langsung menyetujui ajakan istrinya Mas Dony.

Sarah dan karyawan Gedung Prestasi membuat kesepakatan dengan biaya transportasi sebesar Rp.5.000,- untuk ongkos pepe (pergi-pulang) waktu itu masih sangat terjangkau murah meriah Cuma Rp.2.000,- Jakarta-Bogor ditahun 2002an. Semenjak  berubah menjadi KRL pengamen tidak ada dan pedagang asongan dikereta pun sudah tak Nampak lebih tertib, bersih dan teratur.

Waktu terus berjalan hari yang sudah ditentukan pun tiba, Sarah merasa aneh terhadap dirinya mengapa ketika mau berangkat merasa aneh tak enak hati, ia merasa ada perasaan hawatir dan takut dalam jiwanya akhirnya ia melangkahkan kaki ambil wudhu dan salat sunah duha dan salat hajat ia berdoa agar tidak terjadi sesuatu ketika dalam perjalanan menuju bogor dan kembali kerumah dengan selamat Bersama teman-temannya karena tidak mungkin acara yang sudah dari jauh-jauh hari diagendakan dibatalkan begitu saja. Dengan segenap kepasrahan terhadap Sang Pemberi Keselamatan ia mantapkan diri langkahkan kaki untuk tetap berangkat dan menikmati liburan.

Sebelum berangkat Sarah mempersiapkan segalanya dengan baik dan detail, ia tidak membawa tas besar hanya membawa tas kecil dengan tali pendek, dimasukanlah baju bahan katun ketat dilipat kecil-kecil untuk mengamankan ponsel dan dompet disimpan diantara lipatan baju tersebut. Setelah semua persiapannya selesai ia pun berangkat, tak lupa berdoa sebelum melangkahkan kaki.

Sampai di Gedung Prestasi Sarah berkumpul dengan teman-teman karyawan Gedung kemudian berangkat menuju gambir sedangkan mas Dony dan keluarga yang ikut mengendarai mobil pribadi menuju Bogor. Sesampainya di gambir teman sarah yang kolektif beli tiket kemudian mereka menunggu kereta dari Bogor tiba, tak lama kereta pun nampak dari kejauhan dan mendekat. Mereka pun bersiapbuntuk naik.

Seumur hidupnya Sarah baru pertama kali naik kereta kemudian ia bergegas masuk bersama teman-temannya

"Waah asik yaa kosong kita bisa bebas pilih kursi.. aku disini aah" cakap Sarah

"iya karena ini bukan jam padat karyawan... jadi kosong banyak kursi nganggur.." jawab temannya Rinto

Sedangkan Ratna, Yuli dan Sukma asik berbincang menikmati ayunan kereta yang berlari kencang.

Tak lama kemudian ada pengamen menghampiri menyanyikan lagu tembang kenangan dengan musik Dram jalanan, Sarah sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan sungguh merdu dipadukan music Dram dimainkan tangan-tangan lincah menari diatasnya.

Sarah menikmati perjalanan dengan senang hati riang gembira, ia sangat menikmati ayunan-ayunan kereta meniti rel sepanjang Jakarta-Bogor.

Kereta tiba lebih cepat di Bogor rombongan Sarah kemudian turun dan menuju kebun raya bogor, sesampai disana Sarah dan kawan-kawan berkeliling melihat-lihat pemandangan alam nan hijau memukau dengan berbagai macam pemandangan pepohonan besar, beraneka macam bunga-bunga cantik, binatang menikmati wisata alam yang memukau dengan berbagai macam koleksi tanaman pepohonan, bunga-bunga dan berfoto di Jembatan Merah.

Tidak semua dijelajahi, kebun raya bogor ini memiliki lima pilar tujuan kunjungan yang sangat bagus untuk diketahui yaitu taman edukasi, wisata alam, konservasi, penelitian dan jasa lingkungan.

Rombongan Sarah kemudian mencari tempat untuk rehat makan siang berkumpul dan bermain bersama. Sarah tidak tahu agenda yang direncanakan tim pemilik acara sehingga apa yang disaksikan dan dijalani dan dinikmati semua kejutan buat Sarah

Teman-temannya mengajak bermain dan berlomba dalam permainannya tanpa sungkan Sarah pun mengikuti semua permainan itu dari permainan lomba bawa kelereng disendok yang diletakan dimulut, permainan memasukan pinsil kedalam botol dengan menggunakan tali diikat di pinggang dan permainan lainnya yang sudah tak asing biasa dimainkan dalam acara perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah kejutan juara pertamanya Sarah dari setiap permainan, ia pun tak menyangka karena merasa bukan bagian dari karyawan ada rasa tak enak hati tapi teman-temannya asik-asik saja walaupun hadiah digondol Sarah semua.

Waktu terus berangsur dan matahari sudah mulai turun kearah barat, kami pun bergegas berkemas untuk segera pulang, mbak Nung istrinya mas Dony menawarkan tumpangan buat Sarah di mobil pribadinya

"Ayo mba mau ikut aku apa masih mau sama teman-teman naik kereta..?" tanya mba Nung

Mendengar tawaran tersebut Sarah sempat merenung sejenak antara mau dan tidak "aku kan bareng teman-teman tadi naik kereta kalau ikut sama mba Nung dan keluarganya tak enak laah sama teman-teman lain.. dimana solidaritasmu Sarah..???" batin sarah berguman dan bercakap sendiri dengan dirinya

“Enggak mba aku bareng teman-teman lagi saja enak naik kereta” jawab Sarah sambil memastikan diri kalau jawabannya benar-benar yakin dan pasti tidak mau ikut dengan mbak Nung.

Kembali kesemula rombongan terpisah menjadi dua bagian mbak Nung mas Dony dengan keluarga lainnya di mobil pribadinya, Sarah dan kawan-kawan menuju stasiun Bogor menunggu kereta yang akan mengantarkan mereka pulang ke Jakarta.

Sarah dan kedua teman perempuannya mondar-mandir menyebrangi rel sampai tiga kali, tingkah mereka ternyata diperhatikan orang tak dikenal mungkin orang itu menduga “waah sasaran empuk niiih..sepertinya mereka orang baru di setasiun ini”  batin Sarah menduga-duga dengan melihat tingkah lelaki didepan matanya kemudian Sarah berbisik kepada teman-temannya untuk tidak menyebrangi rel lagi dan stay disini saja naik keretanya, juga mengingatkan teman-temannya untuk berhati-hati.

                Kereta pun tiba yang lumayan lama dinanti sampai tiga puluh menitan mereka menunggu. Sarah terkejut melihat muntahan massa yang luar biasa keluar dari kereta api

“Haah tak salah ini manusia keluar dari kereta..? yang keluar seperti muntahan massa yang masukpun demikian, ngeri juga” Sarah membatin   

Bergegas Sarah dan temannya ikut berebutan masuk, Sarah dengan menggenggam kuat-kuat tiang pintu kereta dia merasakan ada kejanggalan tasnya ada yang menarik kebelakang Sarah mengikuti gerakan itu kearah tarikan ke belakang kemudian dengan kepasrahan penuh tangan kiri menggenggam kuat-kuat tiang pintu sedangkan tangan kanan menarik kuat-kuat tas kearah depan kemudian diapit didada diamankan dari tangan-tangan jahil setasiun.

                Ketika berpegangan Sarah nyaris terpelanting dan tewas, massa yang keluar dari dalam kereta membuatnya hampir tak sanggup untuk berpegangan lebih lama ditiang pintu akibat dorongan massa dan yang terpikirkan adalah kematian dibenaknya, ia berdoa dalam kepasrahan total terhadap ketentuan Tuhan saat itu.

 Akhirnya mereka semua selamat, sayangnya tetap tak bisa mengingkari takdir Sarah jiwa dan tasnya selamat hanya satu kuku jari kelingkingnya patah ditengah dan mengeluarkan darah saking kuatnya Sarah berpegangan di tiang pintu, sedangkan teman-temannya selamat hanya saja dompet mereka bertiga lenyap diambil jambret dengan tak mereka robek kena silet.

Kejadian ini membuat Sarah trauma dan tak mau naik kereta lagi, pertama dan untuk yang terakhir cukup tahu bagaimana nikmatnya naik kereta dengan segala jutaan kenangan dan pengalaman yang menantang.

Trauma itu berakhir setelah hadirnya KRL walau penumpang padat masih bisa tertib ketika turun maupun naik sehingga Sarah pun mau mencoba naik kereta lagi dengan nuansa yang berbeda baik penampakan maupun nikmatnya berkendaraannya itu berbeda.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun