Mohon tunggu...
Taufiq Ismael Al Pharepary
Taufiq Ismael Al Pharepary Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulislah biar dunia tahu kita pernah hidup

Berkelana di alam liar membuat kalbu begitu tenang dan memahami betapa besar ciptaan sang kalik

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kupu-kupu Ekor Sriti yang Dikagumi Alfred Russel Wallace

28 Desember 2018   11:10 Diperbarui: 29 Desember 2018   19:18 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kupu-kupu berekor di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung mengingatkan jejak Wallace

Lihatlah kupu-kupu ekor layang-layang yang menawan. Serangga berspesies Graphium androcles ini bercorak menarik, ukurannya pun lumayan besar.

Kupu-kupu dari famili Papilionidae ini khas: ujung sayap bagan belakang menjuntai panjang. Julukannya berasal dari 'ekor' sayapnya, yaitu kupu-kupu swallow tail yang berarti kupu-kupu ekor layang-layang.

Sayangnya, keindahannya bagaikan pisau bermata dua. Lantaran keindahannya, ia diburu para kolektor. Tak heran permintaan pasar atas kupu-kupu ini cukup tinggi. Sayangnya lagi, ia juga tak termasuk dalam daftar tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Padahal, di alam liar, ia terlihat lebih indah: melayang-layang dengan ekor yang menjuntai-juntai. Kupu-kupu punya jadwal di alam. Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Papilio gigon dan Ideopsis juventa misalnya bisa di jumpai sepanjang tahun. Namun untuk Kupu-kupu Ekor Sriti mudah dijumpai pada Agustus-September.

Ia menjelajahi habitat di pinggir sungai dan mengisap mineral di pasir sempadan. Uniknya, ia hanya akan singgah di pasir sungai jika ada gerombolan genus Graphium dan Papilio.

"Saya tak pernah menjumpainya singgah sendirian di pinggir sungai. Selalu ada kupu-kupu lain, seperti G. milon atau G. meyeri," ujar Rusman Muliady, pemerhati kupu-kupu.

Perjalanan hidup kupu-kupu ekor layang-layang ini sungguh panjang. Ia melewati berbagai fase: telur, larva, sampai kupu-kupu. Pada fase larva, ia memakan dedaunan Uvaria rufa.

Tumbuhan merambat ini umumnya hidup di pinggian sungai. Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung tanaman ini banyak dijumpai di pinggir Sungai Pattunuang. Uvaria rufa pernah dicoba ditanam di Sanctuary Kupu-kupu namun belum membuahkan hasil. Belum ditemukan cara efektif membudidayakan tumbuhan berdaun tunggal ini.

Ekor Sriti lekat dengan Alfred Russel Wallace. Naturalis penjelajah ini mengoleksi beragam satwa utamanya burung dan serangga. Bersama Charles Darwin, ia dikenang dunia keilmuan sebagai penemu teori evolusi melalui seleksi alam.

Namanya kini abadi sebagai garis Wallace yang membatasi kawasan yang kerap disebut Wallacea. Ia mencatat kekagumannya saat pertama kali melihat si kupu-kupu ekor layang-layang, saat perjalanan kedua ke Makassar pada September1857.

Kala itu, Wallace mengunjungi air terjun Bantimurung, saat itu telah menjadi tempat wisata populer. Kupu-kupu Sulawesi yang paling langka adalah target utama pencarian Wallace. Dan ia menemukan banyak kupu-kupu di atas air terjun Bantimurung.

Air terjun atas dengan sebuah telaga bernama
Air terjun atas dengan sebuah telaga bernama
"Di Sepanjang jalan antara air terjun bawah dan air terjun atas, dan sekitar tepian kolam atas, saya menemukan banyak serangga," tulisnya dalam The Malay Archipelago. "Di sinilah saya akhirnya memperoleh seekor serangga yang saya harapkan tapi hampir tidak bertemu dengannya - Graphium androcles yang megah. 

Salah satu kupu-kupu ekor layang-layang yang terbesar dan paling langka. Selama empat hari tinggal di air terjun, saya sangat beruntung memperoleh enam spesimen yang baik."

Ekornya menjuntai. Saat terbang seperti ular-ularan, begitu khas. Foto:Taufiq Ismael
Ekornya menjuntai. Saat terbang seperti ular-ularan, begitu khas. Foto:Taufiq Ismael
Wallace menilai Graphium androcles jenis yang yang unik dan langka. Ia mengagumi keindahannya. Sayap yang memanjang menyerupai ekor.

"Ketika makhluk yang indah ini terbang, ekornya yang putih panjang berkelip-kelip seperti ular-ularan. Dan ketika menetap di pantai, ia mengangkat ke atas seolah untuk melindunginya dari cedera."

Menurut Wallace, kupu-kupu ini sangat jarang ditemui. "Saya tidak melihat lebih dari selusin spesimen, dan harus mengikutinya naik dan turun tepian sungai berulang kali sebelum berhasil menangkapnya. Kupu-kupu ini memang lincah."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun