Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Evolusi Uang dan Logika Peradaban

5 November 2021   10:40 Diperbarui: 5 November 2021   10:41 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sementara negeri tirai bambu, pada masa kekuasaan Dinasti Tang di abad pertama masehi memilih mata uang kertas dikarenakan kesulitan untuk mendapatkan bahan baku emas dan perak yang sangat terbatas pada masa itu. 

Untuk bahan baku uang kertas pertama itu adalah kulit kayu murbei. Penggunaan uang kertas pun lalu diikuti oleh Itali pada abad ke-14, dan Amerika Serikat pada abad ke-17.

Berakhirnya era kolonialisme dan mulai terbentuk negara-negara bangsa (nation states), meningkat pula kegiatan-kegiatan ekonomi di setiap negara dengan menggunakan mata uangnya sendiri. 

Baik berupa uang koin maupun uang kertas. Namun hegemoni kekuasaan tetaplah memegang peran penting bagaimana nilai sebuah mata uang dalam percaturan perdagangan internasional.  

Mata uang dollar pun menjadi patokan karena negara Paman Sam 'dianggap' sebagai negara adidaya usai menjadi pemenang perang dunia kedua (WW2).

Berkat kemajuan teknologi, lahir pula jenis alat tukar baru selain uang. Tepatnya pada tahun 1946, kartu kredit mulai diperkenalkan sebagai alat tukar pengganti uang atau biasa disebut sebagai transaksi non-tunai. Sampai seorang Satoshi Nakamoto, pada tahun 2009 berhasil mengguncang dunia dengan mengembangkan uang elektronik yang diberi nama bitcoin.

Gelombang informasi sebagaimana yang disebut Alvin Toffler, akhirnya menciptakan bentuk uang yang hanya berupa informasi digital. Kini uang yang beredar di seluruh dunia, hampir 90% nya hanya berupa data digital di server komputer!

Kalau sosiolog Robert N Bellah pernah menyebut bahwa civil religion akan menggantikan peran dari traditional religion, dengan konsep ritual yang berbasis profan seperti nasionalisme, konstitusi, lagu kebangsaan, sebagai pengikat dan pembentuk karakter bangsa sebagaimana halnya agama. 

Uang, sepertinya yang bisa menyatukan dan mengikat seluruh peradaban manusia. Apapun keyakinannya.

Peradaban manusia sekarang telah sampai pada titik dimana kepercayaan menjadi hal yang sangat krusial. Era dimana nilai sebuah uang hanya ditentukan oleh nilai kepercayaan kolektif. Tak perlu lagi wujudnya secara fisik. Sebagai buah peradaban, buah imajinasi yang benar-benar abstrak.

Bogor, 5 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun