"Tubuh kita tidak selamanya selalu sehat. Kadang menjadi sakit. Dan itu bisa terjadi pada siapapun!"
Siapapun? Termasuk aku. Seorang pangeran. Oh, aku bisa seperti itu?
Pikirannya semakin terganggu. Batinnya semakin resah.
Sampailah kereta sang pangeran melewati area pemakaman. Ada serombongan orang membawa keranda. Hendak menguburkan jenazah. Usai diupacarai, mayat pun dikuburkan. Pangeran Gautama melihat itu semua dari balik kereta.
"Apa yang terjadi dengan orang itu?"
"Oh, dia baru saja meninggal dunia, Tuan."
"Apa artinya?"
"Itu akan menimpa pada semua orang, tanpa kecuali!"
Oh, apa yang sudah kulakukan selama ini? Hanya makan. Bersenang-senang. Dengan segala hal-hal yang tak penting. Apa yang kuperbuat dengan diriku, kalau akhirnya harus mati?
Peristiwa itu terus membayanginya hingga ia kembali ke istana.
Pangeran Gautama benar-benar terganggu pikirannya sejak melihat-lihat 'kota'. Sejak keluar dari tembok kokoh istana yang memberinya kenikmatan duniawi.