Kepuasan adalah perasaan positif atau kepuasan yang dirasakan seseorang setelah mengalami atau menggunakan suatu produk, layanan, atau pengalaman tertentu. Hal ini mencakup pemenuhan harapan, kebutuhan, atau ekspektasi individu terhadap suatu hal.
Dalam konteks pelayanan, kepuasan merujuk pada tingkat kepuasan atau kepuasan pelanggan terhadap kualitas, responsivitas, efisiensi, dan pengalaman yang mereka terima dari penyedia layanan. Ini mencakup aspek-aspek seperti kualitas produk atau layanan, kecepatan pelayanan, kejelasan komunikasi, sikap dan keramahan petugas, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan atau harapan individu.
Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diharapkan sama atau melebihi harapan. Jadi, kepuasan pengguna layanan/pasien merupakan hal yang penting sebagai respon atau timbal balik dari pelayanan yang telah diberikan (Pohan, 2007).
Kepuasan pelayanan merujuk pada tingkat kepuasan atau kepuasan pelanggan terhadap kualitas dan pengalaman yang mereka terima dari suatu layanan. Ini mencakup persepsi dan penilaian pelanggan terhadap berbagai aspek pelayanan, termasuk kualitas produk atau layanan, interaksi dengan petugas, kecepatan respons, kemudahan penggunaan, dan pemenuhan kebutuhan atau harapan individu.
Kepuasan pelayanan bukan hanya tentang memenuhi harapan pelanggan, tetapi juga tentang melebihi harapan tersebut. Ketika pelanggan merasa bahwa pelayanan yang diberikan melebihi harapan mereka, mereka cenderung merasa puas dan memiliki pandangan positif terhadap penyedia layanan.
Penting bagi penyedia layanan untuk memahami dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan secara teratur, karena hal ini dapat membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan mereka secara keseluruhan. Kepuasan pelayanan yang tinggi dapat menghasilkan pelanggan yang setia, merekomendasikan layanan kepada orang lain, dan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang suatu bisnis atau organisasi.
Kualitas Layanan Ambulance
   Dokter dan teknisi medis darurat (EMT) di layanan ambulans Swedia berpendapat bahwa akan memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi, berdasarkan keterampilan medis dan kemampuan mereka untuk melakukan perawatan medis (Suserud & Haljamae, 1997, 1999). Bekerja sebagai dalam layanan ambulans adalah kombinasi dari perawatan dalam situasi darurat akut dan perawatan dalam situasi dengan prioritas medis yang lebih rendah (Ahl et al., 2005; Hjalte, Suserud, Herlitz, & Karlberg, 2007; Marks, Daniel, Afolabi, Spiers, & Nguyen-Van-Tam, 2002). dalam layanan ambulans Swedia bertindak sebagai tim yang biasanya terdiri dari satu penyedia layanan tambahan dengan tingkat pendidikan lain, EMT, atau asisten perawat. Kemitraan dan tim ambulans penting untuk memberikan perawatan yang baik dalam keadaan darurat pra-rumah sakit dan perawatan ambulans (Ahl et al., 2005; Weiss, 1998).
   Karena sifatnya yang darurat dan kecelakaan, perawatan dalam layanan ambulans dikembangkan dan dikelola dengan fokus pada keterampilan dan pengobatan medis darurat, dan memiliki fokus utama pada aspek fisik (Gentil, Ramos, & Whitaker, 2008; Melby & Ryan, 2005 ; Wahlin, Wieslander & Fri dlund, 1995).
   Studi di bidang perawatan darurat pra-rumah sakit menunjukkan konteks yang lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak kemampuan dibandingkan terbatas pada keterampilan dan perawatan medis (Ahl et al., 2005; Melby, 2000; Wahlin et al., 1995).
Kualitas layanan ambulans sangat penting dalam menyelamatkan nyawa dan memberikan perawatan yang tepat waktu dan efektif kepada pasien. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas layanan ambulans meliputi: