Mohon tunggu...
Lyfe

SID: What Are You Fighting For?

21 September 2015   10:16 Diperbarui: 21 September 2015   10:40 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dilawan Wiji Thukul? Apa pula yang dilawan oleh SID? Wiji Thukul melawan kesewenangan Orde Baru. Dan ia hilang (dihilangkan) karena itu. Puisi-puisinya, terutama Peringatan, menggema tahun 1997-1998 meski puisi itu ditulis Thukul tahun 1986. Masa demo menuntut reformasi, potongan Peringatan menjadi slogan, poster, dan sebagainya. Sebagian tak tahu siapa penulisanya, tapi semangatnya hidup.

Apa yang dilawan SID? Kemapanan. Lihat lirik-liriknya.

Dari sinilah persoalan berubah arah. Wiji Thukul konsisten dengan semangatnya, ia melawan sampai ‘akhir,’ tak ada yang berubah, dan semangatnya tetap hidup. Sementara SID, apa boleh buat, kehilangan konsistensi. Bukan pada liriknya, tapi pada apa yang dilakukannya.

Belakangan, SID, terutama Jerinx (drummer) dikenal sebagai aktivis lingkungan. Ia getol menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Karena upayanya, dia diganjar penghargaan, dari Walhi, juga dari majalah Tempo, dua institusi bergengsi di negeri ini. Soal sikap, itu hak setiap orang untuk berbeda, menolak atau mendukung, sah-sah saja. Mengajak orang bergabung, sah juga. Sayangnya, SID, atau Jerinx, gagal memahami perbedaan itu. Sikap ‘melawan’ pada para pendukung reklamasi Teluk Benoa cenderung liar atau konfrontatif, memandang yang berbeda sebagai lawan yang harus ‘dihancurkan’ atau ‘dimusnahkan.’ Ini ironi, karena berbanding terbalik dengan lirik lagunya:

Bangun dunia dalam perbedaan

Jika satu tetap kuat kita bersinar

Harus percaya tak ada yang sempurna

Dan dunia kembali tertawa

(Kuat Kita Bersinar)

Saya setuju isi lirik lagu itu, 100%. Tapi kenapa, berbeda dengan sikap mereka menghadapi para pendukung revitalisasi Teluk Benoa, yang notabene adalah orang Bali juga –seperti saya. Jika kita bersatu, bukankah kita akan kuat, perbedaan pandangan bisa dimusyawarahkan, Bali akan makin bersinar jika kita bersatu. Soal kurang sana-sini, as you said; tak ada yang sempurna.

Atau, lirik lagu ini yang mereka anut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun