Di era ini, semua aktivitas menggunakan teknologi. Hal ini menuntut setiap orang untuk beradaptasi dengan teknologi. Begitu banyak hal-hal tersedia dalam teknologi. Hal medis, manufaktur, pembangunan, lifestyle dan sebagainya.
Dalam kecanggihan teknologi adapula tersedia beragam jenis visualisasi yang terbentuk dengan berbeda-beda. Salah satunya, media. Seperti yang kita tahu, media ada 2 jenis yaitu media cetak dan elektronik. Media cetak seperti koran dan majalah yang dicetak di atas kertas. Sedangkan media elektronik seperti acara televisi, radio dan sejenisnya.
Dan dalam media elektronik disediakan suatu platform untuk membantu kita memberikan dan mendapatkan hal yang kita inginkan. Apa itu?
Konten. Konten telah banyak tersedia di setiap aplikasi sosial media saat ini. Namun, apakah kamu tahu apa itu konten?
Untuk memahami konten dan media, mari kita perhatikan penjelasan di bawah ini.
Arti Kreativitas Media dan Konten Otomatis
Menurut KBBI
Kre·a·ti·vi·tas /kréativitas/ adalah kemampuan untuk menciptakan, daya cipta dan perihal berkreasi-kekreatifan.
Me·dia /média/ adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Suatu di antara dua pihak; perantara atau penghubung.
Kon·ten /kontén/ adalah informasi yang tersedia dalam bentuk media maupun platform (produk) elektronik. Umumnya, istilah ini berhubungan dengan Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, YouTube, Snapchat dan media sosial lainnya.
Konten memiliki beragam jenis seperti teks (ulasan, esai, berita, pendapat, fitur, dsb), gambar (image/photo), suara (podcast), tautan (link), kode (kode Morse), bahasa tubuh (SIBI, dsb), simbol, E-Book, game, infografis, video, angka dan perhitungan.
Oto·ma·tis /òtomátis/ adalah hal otomat atau bekerja sendiri; dengan suatu perhitungan.
Setelah kita tahu apa arti masing-masing kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa;
Kreativitas Media adalah suatu sarana komunikasi yang dapat meneruskan suatu informasi (pesan) antar sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan dengan perihal kekreatifan dalam menciptakan solusi maupun daya cipta dari suatu objek melalui komunikasi visual dan lisan.
Sedangkan;
Konten Otomatis adalah suatu informasi dalam bentuk platform atau media yang telah diatur untuk bekerja sendiri dengan suatu perhitungan tertentu.
Lalu, apa kegunaan dari kreativitas media dan konten otomatis untuk kita?
Ada beberapa kegunaan dari kreativitas media dan konten otomatis. Dan tentu yang pertama adalah “mendapatkan informasi”. Melalui kreativitas media kita dapat mengasah diri dalam membuat hal unik dan baru dari sesuatu yang sudah ada. Jadi dapat dikatakan bahwa kreativitas media seperti memodifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi hal yang lebih unik, berbeda dan menarik.
Menurut saya, ada beberapa kegunaan kreativitas media diantaranya:
1. Meningkatkan kemampuan kompetensi di bidang desain komunikasi visual melalui kreativitas media.
2. Meningkatkan kekreatifan dalam menciptakan hal multifungsi.
3. Pengembangan objek seni dan desain meliputi kreativitas media.
4. Pengembangan kreativitas dalam material serta teknologi yang merujuk kepada kualitas purwarupa produk dan bentuk objek desain.
5. Mengkaji desain media yang meliputi pengetahuan tentang metodologi, produksi dalam bidang seni secara digital.
6. Mengembangkan kemampuan ilustrasi, tipografi, komunikasi, fotografi dengan rumusan desain komunikasi visual yang efisien untuk tujuan persuasif.
Kreativitas media sering digunakan dalam fotografi, videografi, antarmuka pengguna, desain manual, digital desain, merek, budaya visual. Kreativitas media juga sangat banyak digunakan dalam periklanan.
Bersamaan dengan itu, kreativitas media juga berhubungan dengan konten otomatis. Seperti apa itu?
Membuat konten bukanlah hal mudah. Membutuhkan ide dan ketekunan dalam membuat konten terbaik. Agar dapat menarik perhatian dari viewers (penonton). Tidak jarang, content creator (pembuat konten) mengalami kegagalan dalam membuat konten, sehingga viewers tidak tertarik untuk melihat konten tersebut.
Bahkan adapula content creator yang sudah membuat banyak konten, namun tidak juga mendapatkan target yang diharapkan. Selain itu, seorang content creator berusaha membuat konten dengan keunikan tersendiri melalui kreativitasnya dalam media. Untuk menjangkau target viewers, banyak content creator menggunakan konten otomatis.
Menurut pandangan saya, konten otomatis adalah ketersediaan fitur dan pengaturan otomatis. Seperti di Instagram. Instagram menyediakan beberapa fitur filter, dashboard (dasbor) untuk content creator (konten kreator), dan cara untuk meningkatkan jangkauan dan pengawasan terhadap pemirsa.
Nah, kreativitas media sangat dibutuhkan dalam pembuatan konten otomatis. Mengapa?
Dengan menambahkan kreativitas dalam konten akan sangat berguna dalam menarik perhatian viewers dan juga minat mereka untuk setia berlangganan. Kreativitas media sudah seharusnya ditambahkan dalam konten otomatis. Hanya, perlu diperhatikan bahwa kreativitas tersebut harus selaras dengan minat dan kesukaan penonton. Contohnya jika ingin membuat konten mengenai cat rumah, maka kekreatifan yang ditambahkan juga harus berhubungan dengan cat rumah. Dan bukan bertentangan dengan cat rumah. Dengan begitu, kreativitas tidak menjadi sia-sia dan isi konten dapat tepat sasaran dan memenuhi target yang diinginkan.
Dari banyaknya manfaat yang diberikan oleh konten, kita juga harus bijak dalam menggunakannya. Jika tidak, akan memberikan dampak negatif untuk diri kita sendiri. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri kalau konten media sosial juga banyak mengandung hal buruk, beracun atau toxic yang dapat membuat kita risih atau tidak nyaman dan tidak aman.
Inilah tantangan bagi konten otomatis. Lalu, apa saja tantangannya?
Tantangan Konten Otomatis
Konten otomatis memang bekerja secara otomat atau bekerja sendiri. Dengan sendirinya akan membagikan dan menyalurkan konten tanpa harus diatur oleh manusia secara manual lagi. Konten otomatis dapat digunakan secara bebas, tidak peduli tua dan muda, konten otomatis dapat digunakan oleh segala kalangan. Hal ini akan dapat berdampak buruk jika disalahgunakan. Konten otomatis tidak dapat membatasi akses penyalurannya. Karena, tujuan dari konten otomatis adalah memberi kemudahan, penyaluran secara luas dan kepuasan bagi pengguna konten maupun content creator (pembuat konten). Konten otomatis akan membagikan apapun yang telah ditetapkan dan diatur oleh manusia.
Konten otomatis sering disamakan dengan auto ads (iklan otomatis), karena kedua hal ini bekerja secara otomatis tanpa harus diatur manual. Dan menurut saya, perbedaan konten otomatis dan auto ads terdapat pada isinya. Konten otomatis lebih kepada orang (manusia) sedangkan iklan otomatis lebih kepada produk atau benda. Dan konten otomatis lebih kepada ketersediaan fitur dan pengaturan, sedangkan auto ads adalah periklanan otomatis yang bertujuan menjangkau pemirsa dan pasar global.
Salah satu contohnya adalah TikTok. Pada aplikasi TikTok, tersedia fitur filter dan terdapat konten otomatis, dimana semua kiriman atau postingan dapat menjangkau secara luas penggunanya. TikTok salah satu aplikasi media sosial yang sangat bebas mengunggah hal apa saja, tidak ada batasan umur untuk menggunakan aplikasi ini. Bahkan kiriman yang sama sekali tidak berhubungan dengan akun kita, dapat muncul pada beranda kita begitu saja. Karena tidak ada batasan dalam mengunggah kiriman, pengguna TikTok mengirimkan beragam konten, seperti berita, pengetahuan, lifestyle, kreativitas bahkan hal dewasa dan berita hoax. Begitu mudah tersebar dan dapat berdampak buruk jika konten yang dibagikan tidak benar, vulgar dan toxic (beracun). Bayangkan saja, jika kiriman yang muncul pada beranda kita tidak sesuai umur kita (hal vulgar, konten dewasa) dan ditonton oleh anak di bawah umur, maka hal itu dapat merusak pikiran sejak dini.
Adapula pengguna yang membagikan konten berbahaya, seperti video kekejaman dan challenge (tantangan) berbahaya.
Seperti berita yang pernah saya dapatkan, ada challenge memakan banyak obat-obatan. Saya tidak mengingat nama challenge itu, namun challenge itu telah merenggut nyawa seorang remaja. Hal ini membuktikan bahwa konten otomatis tidak dapat memberikan peringatan dini kepada pengguna (penonton) sebelum menerima konten video.
Seperti yang dilansir beritasatu.com dengan judul “TikTok dibanjiri kekerasan dan informasi bohong perang Ukraina”. Media beritasatu.com menyebutkan bahwa video perang Ukraina di TikTok pada dasarnya menghadapi sejumlah besar informasi yang menyesatkan dan terdistorsi yang telah lama mengganggu jejaring sosial dan situs video yang lebih matang, seperti YouTube, Facebook, dan Instagram.
Pada laman change.org, Agustiawan Imron membuat petisi berjudul "Blokir Aplikasi Tik Tok". "Semakin lama, aplikasi tiktok lebih terlihat sebagai aplikasi untuk menyalurkan kebodohan banyak kalangan. Contohnya: Video tiktok anak-anak yang joget (maaf) dan bahkan sampai ke video pornografi. Bahkan yang terbaru adalah tiktok menjadikan ibadah sebagai alat hiburan," tulisnya dalam penjelasan petisi tersebut.
Hal seperti ini belum mampu diatasi oleh konten otomatis. Konten otomatis belum mampu menyaring manakah informasi yang benar dan berguna dan manakah informasi yang salah dan bohong. Selain itu, konten otomatis belum dapat menyaring (memfilter) komentar-komentar buruk, jahat dan berisi informasi bohong (hoax). Itu sebabnya, pada media sosial masih banyak ditemukan kata-kata jahat, hinaan atau yang disebut Cyber Bullying.
Cyber bullying (perundungan siber) adalah kata-kata kasar, meledek, menghina, ejekan dan jahat yang ditujukan pada seseorang. Konten otomatis masih belum mampu mengatasi hal seperti ini.
Nah, dengan demikian, konten otomatis masih memiliki beberapa kekurangan. Ketidak-mampuan menyaring informasi bohong (hoax), cyber bullying, konten-konten buruk serta tidak ada peringatan dini (peringatan batasan usia) dalam konten menjadi tantangan bagi konten otomatis. Ditambah, fitur yang telah disediakan masih terbatas sehingga pengguna maupun content creator hanya dapat menggunakan fitur yang tersedia saja.
Dapat disimpulkan bahwa kreativitas media berperan besar dalam pembuatan sebuah konten. Kekreatifan dalam pembuatan konten akan menambah keunikan dan ciri khas tertentu yang dapat membuat viewers tertarik dan setia berlangganan. Konten otomatis juga menjadi pilihan terbaik dalam kreativitas media untuk pembuatan konten.
Namun perlu diingat, bahwa setiap hal memiliki kekurangan. Begitu juga dengan konten otomatis. Perlu diperhatikan dan dipertimbangkan apa dampak positif dan negatif dari konten yang akan dibuat. Dan kreativitas seperti apa yang akan ditambahkan dalam konten otomatis tersebut.
Demikian ulasan singkat tentang kreativitas media dan tantangan konten otomatis.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H