Mohon tunggu...
Made Lanang Darma Atmaja
Made Lanang Darma Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobisaya bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Ketuhanan dalam Hindu/Brahmavidya

19 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 19 Maret 2024   23:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KONSEP KETUHANAN DALAM  HINDU / BRAHMA VIDYA

Made Lanang Darma Atmaja 

Universitas Pendidikan Ganesha

E-Mail: madelanang948@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas konsep Brahman dalam agama Hindu, yang merupakan realitas tertinggi dan sumber dari segala sesuatu. Brahman dipandang sebagai realitas tunggal, tak terpisahkan, dan abadi yang mendasari seluruh eksistensi. Dalam pemahaman Brahman, terdapat dua konsep penting yang saling terkait: Atman dan Brahman. Atman adalah esensi spiritual yang ada dalam setiap individu dan dianggap identik dengan Brahman. Konsep ini diilustrasikan dengan analogi lautan dan ombak. Brahman juga dibedakan menjadi dua aspek: Nirguna Brahman (tanpa sifat) dan Saguna Brahman (dengan sifat). Artikel menjelaskan perbedaan antara keduanya dan bagaimana Saguna Brahman dipersonifikasikan menjadi dewa-dewa dalam agama Hindu. Selanjutnya, artikel membahas hubungan antara Brahman dan alam semesta, menjelaskan bahwa Brahman adalah sumber segala sesuatu dan hadir di dalam dan di luar alam semesta. Konsep Maya juga dibahas sebagai ilusi pemisahan antara individu dan Brahman. Terakhir, artikel menyoroti tujuan spiritual dalam agama Hindu, yaitu melampaui ilusi Maya dan menyadari kesatuan antara Atman dan Brahman melalui meditasi, refleksi, dan pengabdian. Keseluruhan, artikel ini menawarkan pemahaman yang mendalam tentang konsep Brahman dan relevansinya dengan alam semesta dan pencarian spiritual dalam agama Hindu

I.Pendahuluan

Konsep Brahman dalam agama Hindu telah menjadi pusat perdebatan dan refleksi mendalam selama berabad-abad. Sebagai realitas tertinggi yang melebihi pemahaman manusia, Brahman memainkan peran sentral dalam spiritualitas Hindu. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi ide tentang Brahman, menggali maknanya serta implikasi filosofisnya, dan menyelami hubungannya dengan Atman, alam semesta, dan pencarian spiritual.

Brahman bukan hanya suatu konsep teologis; ia juga menjadi dasar metafisik bagi segala sesuatu yang ada. Pemahaman yang mendalam tentang Brahman dapat memperkaya pandangan manusia terhadap alam semesta, eksistensi individu, dan hubungan antara manusia dengan realitas yang lebih luas. Dengan memperdalam pemahaman terhadap konsep ini, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang pencarian spiritual, tujuan hidup, dan makna keberadaan manusia.

Dalam artikel ini,  akan membahas dua aspek utama konsep Brahman: sebagai Realitas Tertinggi yang tak terpisahkan dan sebagai sumber segala sesuatu, serta hubungannya dengan Atman, jiwa individu, dan alam semesta. Kami juga akan menjelajahi konsep Nirguna Brahman dan Saguna Brahman, serta implikasi filosofis dari keduanya. Selain itu, kami akan mengulas bagaimana pemahaman tentang Brahman mempengaruhi pandangan Hindu tentang alam semesta dan pencarian spiritual yang dilakukan oleh para pengikutnya.

Dengan memahami secara lebih dalam konsep Brahman, kita dapat menemukan kedalaman spiritual yang mencakup makna eksistensi manusia dan membantu kita memahami tujuan hidup dan perjalanan jiwa. Mari kita melanjutkan perjalanan intelektual dan spiritual ini dengan merenungkan konsep yang kaya dan mendalam dari Brahman dalam agama Hindu.

II.Konsep Brahman

1.Brahman sebagai Realitas Tertinggi (Atman & Brahman)

Konsep ketuhanan dalam agama Hindu berpusat pada Brahman, yang merupakan realitas tertinggi, sumber dan esensi dari segala sesuatu. Brahman dianggap sebagai realitas tunggal, tak terpisahkan, dan abadi yang mendasari seluruh eksistensi.

Dalam memahami Brahman, terdapat dua konsep penting yang saling terkait:

1.1 Atman: Atman adalah realitas terdalam diri manusia, esensi spiritual yang ada di dalam setiap individu. Atman bersifat kekal, tak terbatas, dan identik dengan Brahman.

Analogi yang sering digunakan adalah dengan atman dan Brahman sebagai lautan dan ombak. Meskipun ombak (atman) tampak terpisah dan memiliki bentuk, esensinya (air laut) adalah sama (Brahman).

1.2 Brahman: Seperti dijelaskan sebelumnya, Brahman adalah realitas tertinggi, kesadaran universal yang menjadi sumber dan landasan bagi segala sesuatu.

2. Brahman juga dibedakan menjadi dua aspek berdasarkan ada tidaknya sifat:

2.1 Nirguna Brahman (Brahman tanpa sifat)

Nirguna Brahman: Nirguna berarti "tanpa sifat." Nirguna Brahman adalah Brahman yang transenden, tak terlukiskan, dan tak terbatas. Ia berada di luar jangkauan pikiran dan indra manusia. Nirguna Brahman tidak dapat didefinisikan dengan kata-kata atau dipahami melalui konsep manusia biasa. Ia sering digambarkan sebagai "neti neti" (bukan ini, bukan itu).

2.2 Saguna Brahman (Brahman dengan sifat)

Saguna Brahman: Saguna berarti "dengan sifat." Saguna Brahman adalah aspek Brahman yang dapat dipahami dan berhubungan dengan manusia. Ia adalah Brahman yang dipersonifikasikan menjadi dewa-dewa seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Durga, dan sebagainya. Melalui konsep Saguna Brahman, umat Hindu dapat memahami dan beribadah kepada Tuhan dengan cara yang lebih dekat dan personal.

Penting untuk dicatat bahwa Nirguna Brahman dan Saguna Brahman bukanlah dua entitas yang terpisah, melainkan dua aspek dari realitas tunggal yang sama, Brahman.

3.Hubungan Brahman dengan Alam Semesta

Dalam agama Hindu, hubungan antara Brahman dan alam semesta adalah salah satu konsep sentral yang membentuk kerangka pemahaman tentang keberadaan. Mari kita jelaskan lebih lanjut tentang hubungan ini:

3.1 Brahman sebagai Sumber: Brahman dianggap sebagai sumber dari segala sesuatu yang ada. Ini adalah keberadaan yang tak terbatas, tak terwujud, dan abadi yang melampaui segala sesuatu yang dapat dirasakan atau diketahui. Dalam konteks ini, alam semesta, beserta segala isinya, dipandang sebagai manifestasi dari Brahman.

3.2 Imanensi Brahman: Meskipun Brahman adalah kekuatan ilahi yang transenden, dalam konsep imanensi, Brahman juga hadir di dalam segala sesuatu. Ini berarti bahwa Brahman tidak hanya ada di luar alam semesta, tetapi juga ada di dalamnya. Dalam setiap objek, makhluk hidup, atau fenomena, ada keberadaan Brahman yang terwujud.

3.3 Maya: Konsep Maya mengacu pada ilusi atau ketidaktahuan yang menyebabkan manusia untuk melihat alam semesta sebagai sesuatu yang terpisah dari Brahman. Ini adalah ilusi pemisahan yang memunculkan persepsi dualitas, di mana manusia melihat diri mereka terpisah dari Brahman dan satu sama lain. Maya membuat manusia melihat alam semesta sebagai entitas yang berbeda dari Brahman, meskipun sebenarnya semuanya berakar pada Brahman.

3.4Manifestasi Brahman: Dalam ajaran Hindu, Brahman dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk atau manifestasi, termasuk dewa-dewa dan dewi-dewi. Para dewa ini dipuja sebagai aspek-aspek dari Brahman yang tak terbatas. Misalnya, Vishnu, Shiva, atau Devi dianggap sebagai manifestasi Brahman yang melayani tujuan tertentu dalam alam semesta.

3.5 Tujuan Spiritual: Pencarian spiritual dalam agama Hindu seringkali berpusat pada upaya untuk melampaui ilusi Maya dan menyadari kesatuan yang mendasari antara individu (Atman) dan Brahman. Melalui meditasi, refleksi, dan pengabdian, pencari spiritual berusaha untuk menyadari keberadaan Brahman dalam diri mereka sendiri dan dalam alam semesta.

Dengan demikian, hubungan antara Brahman dan alam semesta dalam agama Hindu mencerminkan pandangan tentang kesatuan yang mendalam antara segala sesuatu yang ada dengan keberadaan ilahi yang tak terbatas, Brahman. Ini adalah konsep yang kaya dan kompleks yang membentuk landasan bagi pemahaman Hindu tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kami telah mengulas konsep Brahman dalam agama Hindu sebagai realitas tertinggi dan sumber segala sesuatu. Brahman dipandang sebagai keberadaan tunggal yang tak terpisahkan dan abadi yang mendasari seluruh eksistensi. Dalam pemahaman tentang Brahman, kita mempertimbangkan dua konsep kunci: Atman dan Brahman. Atman, jiwa individu, dianggap identik dengan Brahman, dan hubungan ini sering diilustrasikan sebagai analogi antara lautan dan ombak.

Selain itu, kami juga membahas perbedaan antara Nirguna Brahman (tanpa sifat) dan Saguna Brahman (dengan sifat), serta implikasi filosofis dari masing-masing konsep tersebut. Saguna Brahman, yang dipersonifikasikan menjadi dewa-dewa dalam agama Hindu, memungkinkan pemahaman yang lebih dekat dan personal dengan Brahman.

Dalam konteks hubungannya dengan alam semesta, Brahman dipandang sebagai sumber segala sesuatu, hadir di dalam dan di luar alam semesta. Kami juga mengulas konsep Maya, ilusi pemisahan yang menyebabkan manusia melihat alam semesta sebagai terpisah dari Brahman, serta bagaimana pemahaman tentang Brahman memengaruhi pandangan Hindu tentang alam semesta dan pencarian spiritual.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih dalam tentang konsep Brahman memungkinkan kita untuk merenungkan makna eksistensi manusia dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang pencarian spiritual serta tujuan hidup. Dengan menjelajahi konsep yang kaya dan mendalam ini, kita dapat menemukan kedalaman spiritual yang membawa kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang realitas dan eksistensi.

Daftar Pustaka

Journal of Hindu Studies (https://academic.oup.com/jhs)

Journal of Indian Philosophy (https://link.springer.com/journal/10781)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun