Mohon tunggu...
Made Bhela Sanji Buana
Made Bhela Sanji Buana Mohon Tunggu... -

Pembelajar apapun dari siapapun, kapanpun dan dimanapun. Suka cerita di blog pribadi madebhela.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruang Kreatif Publik : Mewujudkan Lingkungan Kreatif untuk Warga Kota

30 September 2015   00:27 Diperbarui: 30 September 2015   10:09 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterkaitan antara ruang publik dengan kreativitas warga kota inilah kemudian sering disebut dengan istilah ruang kreatif publik (creative space), yaitu sebuah ruang yang bisa diakses oleh seluruh warga kota yang mampu menstimulasi kreativitas maupun sebagai wadah untuk melakukan kegiatan kreatif (Evans, dkk, 2006). Ruang kreatif publik diharapkan menjadi wadah untuk memicu aktivitas warga kota agar tercipta lingkungan yang kreatif (creative milieu).

Mewujudkan Lingkungan Kreatif

Lingkungan kreatif merupakan kondisi ideal dimana warga kota bisa saling mempengaruhi, berkolaborasi dan bahkan bersaing untuk melakukan kegiatan kreatif, sehingga pada akhirnya kreativitas menjadi sebuah kebiasaan bagi warga kota. Disamping itu, lingkungan kreatif juga merupakan perwujudan ruang atraktif dan inspiratif yang mampu menstimulasi kreativitas (Borrup, 2010 dan Evans, dkk, 2006). Oleh karena itu, ada beberapa aspek mendasar yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan lingkungan kreatif, yaitu sebagai berikut:

1) Kenyamanan

Kreativitas erat kaitannya dengan kenyamanan. Secara sederhana bisa dimengerti bahwa betapa sulitnya seseorang mengeluarkan ide kreatif bila berada pada lingkungan yang kumuh, bising dan tidak tertata. Maka dari itu, kenyamanan ruang publik merupakan modal awal dari upaya untuk mewujudkan lingkungan kreatif di perkotaan (Evans, dkk, 2006).

2) Keterbukaan

Richard Florida, seorang peneliti sosial dalam bukunya yang berjudul “Cities and The Creative Class, 2005” banyak mengulas tentang kecenderungan tenaga kerja kreatif (creative class) yang memilih bekerja pada ruang yang memberikan nuansa keterbukaan (openness). Artinya, ruang publik harus dirancang agar mampu menghadirkan suasana terbuka, bebas dan tidak monoton.

3) Aksesibilitas

Lingkungan kreatif tercermin dari tingginya antusias warga kota dalam memanfaatkan ruang publik. Semakin banyak warga mendapatkan akses ke ruang publik tentunya akan semakin baik. Maka dari itu, ruang publik harus berlokasi strategis, misalnya dekat dengan kawasan hunian, pasar maupun perkantoran. Dengan demikian, warga kota bisa mengakses ruang publik dengan mudah.

4) Toleransi

Budaya toleransi dan bertukar pikiran antar warga kota merupakan ciri khas lingkungan kreatif (Florida, 2005). Ruang publik harus menjamin tidak adanya dominasi dan diskriminasi antar warga. Semua warga sama rata, tidak dibedakan kasta dan jabatan tertentu. Toleransi antar pengguna ruang publik akan mewujudkan suasana yang guyub sehingga berpotensi melahirkan ide kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun