Selain itu, keterlibatan dalam kegiatan penyusunan soal berarti meninggalkan sekolah dan kelas. Apalah artinya jika hasil kegiatannya justru tidak terpakai dalam ujian anak-anak.

SMA tempat saya mengajar merupakan satu dari sekian sekolah yang harus menumpang ujian di sekolah di Soe. Artinya, April nanti saat UN berlangsung, sekolah harus mengurus keberangkatan, berpikir soal transportasi dan akomodasi anak-anak selama di Soe.Â
Sekolah juga harus berpikir, bagaimana caranya agar siswa peserta didik mengikuti simulasi UNBK, sementara sekolah tidak memiliki lab atau perangkat IT. Ketidaan itu berimplikasi pada kemampuan anak menggunakan laptop atau komputer.
Maka, simulasi penting untuk membuat anak familiar dengan operasional perangkat komputer. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin, peserta UNBK akan merasa nervous bukan pada sulitnya soal, tapi rumitnya mengoperasikan perangkat komputer dan lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI