Mohon tunggu...
Surtam A Amin
Surtam A Amin Mohon Tunggu... Freelancer - Peminat budaya

Kualitas nalar lebih penting daripada kuantitas gelar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Demam

18 Maret 2020   22:54 Diperbarui: 20 Maret 2020   07:51 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Siapa-siapa saja yang biasa masuk ke tempat itu? Dari kalangan mana?”

“Yah. Sebenarnya semua kalangan boleh masuk ke sana, asalkan punya uang. Tapi yang paling sering dan kebanyakan dari kalangan...” aku menjelaskan golongan masyarakat tertentu yang sering kulihat. “Maklumlah, kalau sopir taksi online sepertiku penghasilan sebulan belum tentu cukup untuk sekali masuk.”

Dia manggut-manggut, seperti memahami penjelasanku.

“Tapi Anda sering ke sana ‘kan?”

“Tidak. Cuma sekali-sekali. Refreshing!”

“Ehm. Tidak takut ada razia?”

“Ah. Mana ada yang berani razia? Yang ke sana itu punya sejuta alibi!”

“Masa?”

Aku mematikan mesin mobil. Masih kira-kira seratus meter dari tempat tujuan. Sesuatu hasrat telah mendesakku berbuat begitu.

“Kenapa?” dia bertanya tanpa curiga.

Aku tidak menjawab. Kutatap matanya yang terbuka setengah. Bibirku terasa kering menahan dahaga. Kemudian dengan gerak cepat aku... (maaf, harus disensor, walaupun di era kebebasan pers!). Aneh. Sama sekali dia tidak berontak. Tapi, alangkah terkejutnya aku, tatkala tanganku mulai merayap di balik roknya. Tanganku terasa dingin. Seperti tersentuh salah satu jenis logam. Sejenak sistem syarafku bagai terhenti berfungsi. Pelan-pelan kusingkap roknya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun