Aku keheranan dan bingung, kenapa Ibuku mengajak keluarga pak Haji kembali duduk.
"Mohon ceritakan, memangnya ada masalah apa? Teriak pak Haji
"Mohon maaf pak Haji, nak Dea pernah saya beri ASI ketika ibu masih dirawat di ruang operasi. Waktu itu tengah malam, bayi Dea kehausan. Saat itu, di rumah sakit tidak ada persediaan susu. Saya melihat suster mondar-mandir mencari bantuan.Â
"Ibu bisakah minta tolong untuk memberi ASI pada si jabang Bayi!" Pinta suster kala itu
"Aku mengikuti arah jalan suster tersebut." Kata Ibuku "Kala itu pak Haji keluar mencari susu. Bayi Dea kehausan, menangis terus. Atas permintaan suster Aku memberi ASI pada Dea."
"Astaga, itu kamu Bu Nur!" Sahut pak Haji
"Saat itu Aku mencarimu, kata suster kalian udah pulang dari rumah sakit. Berarti Dea dan Radit hubungannya tidak bisa dilanjutkan." Teriak pak Haji
"Kenapa Abah?" Tanya Dea. "Saya sudah terlanjur suka sama Mas Radit, bah!" Dea meneteskan air mata begitu deras.
Air mataku juga mengalir deras menjawab semua keadaanÂ
"Abah minta maaf, Kamu dan Radit adalah saudara susuan." Pak Haji matanya mulai memerah
"Pak Haji juga minta maaf Dit, di dalam Islam, Dea adalah muhrimmu, wanita yang haram kamu nikahi"