"Nggeh Pak Haji" Jawab Ayahnya mas Kris.
"Semoga pertemuan ini mengantarkan ibadah yang disukai oleh Allah" Doa pak Haji.
Ibu dan Pak Anam tersenyum lebar dan manggut-manggut. Dari perkataan pak Haji Ibu dan Pak Anam mengizinkan mereka bersatu lagi.
"Kapan baiknya hal ini menjadi keluarga yang satu?" Tanya pak Haji Nasrul
Aku melirik Dea
Dea tersenyum padaku, aku membalasnya. Ketika aku saling pandang, ibunya Dea mengerti bahwa Aku dan Dea saling mencintai.Â
"Kalau menurut saya, dibersamakan saja sama Dea."
"Ayah," Teriak Ibu Dea memotong pembicaraan mereka
"Mohon maaf Pak Haji, Kalau pak Haji berkenan. Nikahkanlah kami berdua dulu. Untuk Radit dan Dea biar kami yang bertanggung jawab." Jawab pak Anam
Irine memasuki rumah izin mau ke kamar mandi. Dia mendengar pembicaraan kami, "Mas Radit boleh kesini sebentar, minta tolong bukakan pintu kamar mandi!"
Ibu mengizinkanku ke belakang. Memang pintu kamar mandi sedikit rusak. Biasanya kalau kamar mandi tidak digunakan, kami buka pintunya. Mungkin tadi Dea yang barusan ke kamar mandi menutupnya. Aku tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi irine menyalahkanku.Â