Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menghidupkan Marwah Kampung Wisata Keramik Dinoyo

28 Maret 2018   12:48 Diperbarui: 28 Maret 2018   17:06 6711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ruang produksi keramik milik Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi

Roda berputar, dunia perkeramikan terus bergulir mengikuti trend wisata zaman now. Kiranya, desain keramik Dinoyo selain mengikuti selera pemesan gift untuk acara-acara hajatan, keramik Dinoyo perlu mengembangkan produk keramik berkarakter Dinoyo atau Malangan.

Hal itu sangat dimungkinkan, karena Malang kaya akan sejarah kerajaan-kerajaan dengan peradaban tinggi yang pernah ada sebelumnya. "Pabriknya Keramik Dinoyo boleh mati, tapi marwah seni keramik Dinoyo harus tetap hidup dan memadukannya dengan perkembangan wisata dan ekonomi kreatif".

Suasana ruang produksi keramik milik Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi
Suasana ruang produksi keramik milik Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi
Itulah kesan saya setelah melakukan perjalanan kecil dan melakukan observasi ke Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Kampung wisata itu berada di tengah hunian padat penduduk hingga mencapai bibir Sungai Brantas. Dinoyo.

Kata-kata Moslih Eddin Saadi di atas kiranya memperoleh signikansinya di sini. Bahwa "Petualang wisata tanpa melakukan observasi, laksana burung tak bersayap". Setuju?

--------

Artikel ini ditulis sebagai salah satu bahan pembuatan buku "17 Kampung Wisata Tematik di Kota Malang", hasil kerja bareng Bolang bersama Dinas Budpar Pemkot Malang, 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun