Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menghidupkan Marwah Kampung Wisata Keramik Dinoyo

28 Maret 2018   12:48 Diperbarui: 28 Maret 2018   17:06 6711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk-produk keramik bercorak alam di gerai Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi

Pabrik itu menghasilkan aneka produk peralatan rumah tangga seperti piring, cangkir, moci, dan lain-lain. Pasca pemisahan unit-unit produksi yang terjadi pada tahun 1968, selanjutnya berkembang produk-produk keramik noveltis (keramik hias).

Produk-produk keramik H. Samsul Arifin/Sumber: Foto kiriman Pak Syamsul
Produk-produk keramik H. Samsul Arifin/Sumber: Foto kiriman Pak Syamsul
Saat saya amati gerai "Cinderamata" milik Pak Syamsul, ada pajangan aneka produk gift seperti vas bunga, celengan, wadah mungil aroma terapi, guci hias, topeng Malangan, dan lain-lain. Ada pula yang berbentuk piala besar bertuliskan "50 Th Indonesia Merdeka". Pola desain keramik hiasnynya, umumnya bermotif alam khas negeri tropis, seperti daun bambu, capung, dan sejenisnya.

Produk-produk keramik bercorak alam di gerai Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi
Produk-produk keramik bercorak alam di gerai Pak Syamsul/Dokumentasi Pribadi
Produk-produk keramik di gerai/Dokumentasi Pribadi
Produk-produk keramik di gerai/Dokumentasi Pribadi
Saat saya masuk lebih dalam ke dapur produksi miliknya, saya menyaksikan enam karyawan sedang sibuk bekerja. Mereka memakai masker. Ada yang baru saja melakukan cetak tuang, mengglasir, dan seterusnya hingga menjadi produk akhir.

Prosesnya pembuatan keramik tersebut terdiri atas sembilan tahap, meliputi: pembuatan desain cetakan, pengolahan bahan, pembentukan dengan teknik cetak tuang, pengeringan, penyempurnaan, dekorasi dan pewarnaan, pengglasiran, penyusunan dan pembakaran, dan hasil akhir.

Mala (18), adalah salah satunya. Siswi salah satu SMK jurusan keramik ini sedang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di ruang produksi keramik Pak Syamsul. Mala mengaku, sudah empat bulan berada di sini, dari enam bulan yang direncanakan.

Mala (18), siswi SMK yang sedang PKL di rumah produksi keramik milik H. Syamsul Arifin/Dokumentasi Pribadi
Mala (18), siswi SMK yang sedang PKL di rumah produksi keramik milik H. Syamsul Arifin/Dokumentasi Pribadi
Proses pembuatan keramik di dapur produksi H. Syamsul Arifin/Dokumentasi Pribadi
Proses pembuatan keramik di dapur produksi H. Syamsul Arifin/Dokumentasi Pribadi
Tampak dinding dapurnya penuh dengan tempelan informasi seputar cara kerja membuat keramik serta contoh-contoh aneka produknya. Tempat ini juga penuh dengan bahan-bahan dan peralatan pembuatan keramik. Pembakarannya menggunakan bahan bakar gas alam (elpiji).

Sentra industri keramik Dinoyo mengalami pasang surut. Masa puncak keemasannya terjadi sekitar tahun 1997. Produk-produk keramik Dinoyo pada masa itu laris manis hingga diekspor ke manca negara. Namun pasca krisis moneter dan tingginya harga bahan bakar miyak tanah ketika itu, usaha keramik Dinoyo mengalami stagnasi. Pabrik Keramik Dinoyo milik pemerintah itu ditutup (2003).

Meskipun pabriknya tutup, namun keterampilan membuat keramik tetap melekat pada pengrajinnya. "Daripada membuka usaha baru (selain kerajinan keramik) dari nol, lebih baik mengembangkan pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya", demikian Pak Syamsul memberi berargumen.

Berkat kepiawaiannya membuat home industry kerajinan keramik yang telah dirintisnya sejak tahun 1995, Pak Syamsul sering menerima tawaran untuk memberikan kursus singkat cara membuat keramik. Sekolah-sekolah di Malang Raya maupun luar kota, banyak yang memintanya untuk berbagi pengetahuan dan keterempilan membuat produk keramik.

Edukasi pembuatan keramik kepada siswa-siswi SD/Sumber: foto kiriman Pak Syamsul
Edukasi pembuatan keramik kepada siswa-siswi SD/Sumber: foto kiriman Pak Syamsul
Jadwal Pak Syamsul cukup padat, seperti tertempel di dinding dapur produksinya. Saya baca, ada jadwal rombongan asal Pasuruan, Yogyakarta, dan lain-lain yang akan berkunjung ke gerainya. Selain berwisata ke Kampung Keramik Dinoyo, mereka sekaligus belajar proses pemmbuatan keramik kepadanya. Jika jumlah mereka banyak, Pak Syamsul sering melakukan edukasi keramik di gedung bekas pabrik itu.

Berkat ketekuannya merawat tradisi kerajinan keramik, pundi-pundi pendapatannya terus mengalir. Ia pun pernah mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun