Melakukan perjalanan wisata adalah momen yang menyenangkan, apalagi di saat musim liburan seperti akhir tahun ini. Ada yang suka melakukannya dengan solo travelling, pergi bersama pasangan, komunitas, atau keluarga tercinta.
Sebagian orang suka pergi ke pantai atau pegunungan. Sementara yang lain mungkin menyukai wisata budaya, wisata sejarah, atau wisata religi. Berwisata sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban. Bahkan, kini sudah bermunculan ragam "wisata halal".
Di lain pihak, pemerintah gencar menggemakan "Wonderful Indonesia" hingga ke mancanegara. Harapannya, turis asing berdatangan ke Nusantara, negeri yang kaya dengan keindahan alam, seni budaya, dan religi. Sektor pariwisata terus dikembangkan.
Seiring dengan trend itu, pelaku wisata di daerah pun turut meresponnya. Laksana jamur tumbuh di musim hujan, tempat-tempat wisata baru bermunculan di daerah-daerah. Ada wisata bunga di "Taman Bulu" Kota Batu (Malang Raya), hingga wisata air di kota berjuluk kota "Seribu Sungai" (Banjarmasin).
Berikut ini kurasi lima konten wisata terbaikku sepanjang tahun 2017 di Kompasiana versi saya, setelah sebelumnya sempat mengunjungi wisata terbaik di Bintan Resorts, Kepri, berkat Blogtrip Kompasiana.
Taman Bunga di atas "Bukit Bulu"Â
Pertama, tulisan saya berjudul Sensasi Taman Bunga di "Bukit Bulu", menggambarkan pesona Batu Flower Garden (BFG) di atas bukit. Taman wisata ini mengusung konsep All about Flower. Tempatnya begitu instagramable. Lokasinya menyatu dengan kawasan Wanawisata Coban Rais, Batu, Jawa Timur.
BFG menyajikan ragam tanaman bunga dengan view alam pegunungan dan pepohonan pinus. Berdiri sejumlah spot foto yang menarik, seperti spot I Love You, hammock tower, dan gardu pandang. Spot I Love You misalnya, menawarkan sensasi foto di atas papan berbentuk daun waru yang menjorok di atas tebing. Sarat sensasi.
Aktivitas utama di BFG adalah jalan-jalan mengelilingi kebun bunga, bermain ayunan, berfoto ria, atau sekedar "ngopi" di kafe. BFG cocok bagi generasi "zaman now".
Tempat itu seolah hendak mengatakan, "berwisata ke Malang tanpa mampir ke Batu, seperti Anda melewatkan pesona De Klein Switzerland, Swiss kecil di Pulau Jawa. Jika Anda masih belum puas, Anda masih berkesempatan mengunjungi "Wisata Coban Siuk" yang sarat cerita.Â
"Taman Kelinci" yang Disuka Anak-Anak
Kedua, tulisan saya berjudul "Tiga Wisata Baru di Kota Malang yang Bikin Penasaran", salah satunya menceritakan tempat unik yang bernama Plaza Garden Rabbit Field.Mudahnya, sebut saja Taman Kelinci. Tempat ini seakan menyerupai setting lokasi film serial animasi The Hobbit atau Teletubbies. Di depan pintu gerbangnya, berdiri dua sapu lidi raksasa menjulang tinggi.
Pengembangnya, Pak Ali, menyulap lahan tak produktif menjadi tempat wisata edukasi yang disuka anak-anak. Ragam jenis kelinci dibiarkan bebas berkeliaran di taman, di rumah-rumah kelinci, atau di lorong-lorong. Unik. Itulah daya pembedanya. Ada differensiasi produk wisata. Batu bukan cuma tentang buah apel.
Saat kami sekeluarga berkunjung ke sana (28/3/2017), beberapa kelinci tampak lemas, mungkin dipegangi oleh pengunjung yang merasa "gemas" dengan kelinci-kelinci lucu.
Bila Anda berkunjung ke Taman Kelinci, sekaligus Anda berkesempatan mengunjungi Wisata Goa Pinus dan Rumah Papua yang tak kalah eksotis. Lokasinya pun saling berdekatan. Pesonanya seperti tergambar dalam tulisan saya, "Eksotika Wisata di Zona Goa Pinus".
Pesona Taman Langit
Ketiga, tulisan saya berjudul "Eksotika Taman Langit, Wisata Baru di Atas Gunung Banyak" telah dilihat oleh 7019 viewer hingga saat ini. "Taman Langit" tergolong baru dibuka tahun ini. Lokasinya berada dalam satu kawasan dengan wisata Paralayang, wisata terbang di udara bersama pemandu Paralayang.
Eksotika Desa Wisata Pujon Kidul
Keempat, areal persawahan setelah dirias wajahnya, ternyata memiliki daya tarik wisata, seperti yang dilakukan oleh desa ini. Tulisan saya berjudul "Merias Sawah Pujon Kidul Menjadi Surga Wisata", menggambarkan  pesona lanskap persawahan "Desa Wisata Pujon Kidul". Lokasinya di kawasan pinggiran kota Batu bagian barat, dekat perbatasan antara kota Batu dan Kabupaten Malang.
Wisata berlanskap areal pertanian tersebut dikembangkan oleh pengelola desa setempat, yaitu desa Pujon Kidul bersama warga sekitarnya. Menariknya, karena belum banyak desa yang mampu melakukan kreativitas semacam ini, sehingga desa Pujon Kidul mendapatkan banyak apresiasi.
Pesona Kota "Seribu Sungai"
Kelima, tulisan saya yang satu ini mengangkat sisi lain dari Kota Banjarmasin. Sebutan "seribu sungai", menunjukkan bahwa Banjarmasin memiliki banyak sungai, salah satunya adalah sungai Barito yang terkenal. Masyarakat Banjar biasa menggunakannya sebagai sarana transportasi air dalam kehidupan sehari-hari.
"Pasar Terapung" muara Kuin, merupakan pasar tradisional di atas air yang melegenda. Barang kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur dan buah-buahan segar, diperjual belikan di sana. Sayang, saya tak sempat ikut naik perahu kala itu, karena harus segera bertolak ke Martapura, tempat wisata lain di Kalimantan Selatan bernama Cahaya Bumi Selamat (CBS). Kisahnya saya rangkum ke dalam tulisan berjudul, Tiga Pesona "Kota Seribu Sungai".
Saya mendengar informasi dari orang lokal, sesunguhnya jumlah sungai di Kalimantan Selatan semakin berkurang, seiring dengan banyaknya bangunan baru. Wajar, jika kota ini berusaha mengembalikan citra Banjarmasin sebagai kota sungai dan niaga.
Dari Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan RK Ilir misalnya, kini terdapat alternatif sarana rekreasi berbasis air di kawasan Siring, kira-kira sejauh lima kilometer. Andai kota Banjarmasin bisa dikemas seperti kota Venesia di Italia, alangkah indahnya.
Sungai bukan sekadar untuk sarana transportasi air, namun sekaligus dapat difungsikan untuk alternatif sarana wisata, seperti tempat rekreasi di kawasan Siring Piere Tendean. Baru-baru ini, berdiri tempat baru bernama "Taman Siring Nol Kilometer" di kawasan Siring Sudirman.
Kini musim liburan, saatnya Anda memilih tempat rekreasi sesuai kebutuhan. Sembari mensyukuri nikmat Tuhan di manapun kita berada, tak ada salahnya kita pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi.
Rekreasi atau berwisata itu tak harus mengeluarkan beaya mahal, yang penting pulang dari rekreasi membawa suasana dan spirit baru. Kita dapat saling bercerita dan berbagi pengalaman sepulang dari mengunjungi tempat-tempat wisata.
Unik. Wisata itu merupakan produk jasa yang tak mudah lapuk. Dikunjungi berkali-kalipun akan menghasilkan cerita dan pengalaman yang berbeda. Nah... saatnya berlibur, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H