Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Indonesia dari "Bukit Bulu" hingga "Kota Seribu Sungai"

23 Desember 2017   13:14 Diperbarui: 24 Desember 2017   00:35 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk menuju Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi

Melakukan perjalanan wisata adalah momen yang menyenangkan, apalagi di saat musim liburan seperti akhir tahun ini. Ada yang suka melakukannya dengan solo travelling, pergi bersama pasangan, komunitas, atau keluarga tercinta.

Sebagian orang suka pergi ke pantai atau pegunungan. Sementara yang lain mungkin menyukai wisata budaya, wisata sejarah, atau wisata religi. Berwisata sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban. Bahkan, kini sudah bermunculan ragam "wisata halal".

Di lain pihak, pemerintah gencar menggemakan "Wonderful Indonesia" hingga ke mancanegara. Harapannya, turis asing berdatangan ke Nusantara, negeri yang kaya dengan keindahan alam, seni budaya, dan religi. Sektor pariwisata terus dikembangkan.

Seiring dengan trend itu, pelaku wisata di daerah pun turut meresponnya. Laksana jamur tumbuh di musim hujan, tempat-tempat wisata baru bermunculan di daerah-daerah. Ada wisata bunga di "Taman Bulu" Kota Batu (Malang Raya), hingga wisata air di kota berjuluk kota "Seribu Sungai" (Banjarmasin).

Berikut ini kurasi lima konten wisata terbaikku sepanjang tahun 2017 di Kompasiana versi saya, setelah sebelumnya sempat mengunjungi wisata terbaik di Bintan Resorts, Kepri, berkat Blogtrip Kompasiana.

Taman Bunga di atas "Bukit Bulu" 

Pertama, tulisan saya berjudul Sensasi Taman Bunga di "Bukit Bulu", menggambarkan pesona Batu Flower Garden (BFG) di atas bukit. Taman wisata ini mengusung konsep All about Flower. Tempatnya begitu instagramable. Lokasinya menyatu dengan kawasan Wanawisata Coban Rais, Batu, Jawa Timur.

Batu Flower Garden/Dokumentasi Pribadi
Batu Flower Garden/Dokumentasi Pribadi
Batu Flower Garden/Dokmentasi Pribadi
Batu Flower Garden/Dokmentasi Pribadi
Mengapa disebut "Bukit Bulu"? Konon, dahulu kala tempat itu ditumbuhi aneka jenis tanaman yang berbulu. Tempat itu mulanya biasa-biasa saja. Namun setelah "disulap" menjadi BFG tanpa merusak kontur hutan, pengunjung berdatangan. Pengelola kedai coffee, tukang ojek, tukang parkir, hingga tukang pijat pun kebagian aliran rezeki.

BFG menyajikan ragam tanaman bunga dengan view alam pegunungan dan pepohonan pinus. Berdiri sejumlah spot foto yang menarik, seperti spot I Love You, hammock tower, dan gardu pandang. Spot I Love You misalnya, menawarkan sensasi foto di atas papan berbentuk daun waru yang menjorok di atas tebing. Sarat sensasi.

Aktivitas utama di BFG adalah jalan-jalan mengelilingi kebun bunga, bermain ayunan, berfoto ria, atau sekedar "ngopi" di kafe. BFG cocok bagi generasi "zaman now".

Pepohonan pinus di sekitar kawasan Batu Flowe Garden/Dokumentasi Pribadi
Pepohonan pinus di sekitar kawasan Batu Flowe Garden/Dokumentasi Pribadi

Tim Bolang saat Kopdar di kedai kopi
Tim Bolang saat Kopdar di kedai kopi

Tempat itu seolah hendak mengatakan, "berwisata ke Malang tanpa mampir ke Batu, seperti Anda melewatkan pesona De Klein Switzerland, Swiss kecil di Pulau Jawa. Jika Anda masih belum puas, Anda masih berkesempatan mengunjungi "Wisata Coban Siuk" yang sarat cerita. 

"Taman Kelinci" yang Disuka Anak-Anak

Kedua, tulisan saya berjudul "Tiga Wisata Baru di Kota Malang yang Bikin Penasaran", salah satunya menceritakan tempat unik yang bernama Plaza Garden Rabbit Field.Mudahnya, sebut saja Taman Kelinci. Tempat ini seakan menyerupai setting lokasi film serial animasi The Hobbit atau Teletubbies. Di depan pintu gerbangnya, berdiri dua sapu lidi raksasa menjulang tinggi.

Pintu masuk menuju Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
Pintu masuk menuju Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
Lokasi di dalam Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
Lokasi di dalam Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
Taman Kelinci berupa sepetak tanah berselimutkan rerumputan dan aneka bunga yang indah. Luasnya kira-kira tak lebih dari 1 hektar, namun mampu menarik minat pengunjung.

Pengembangnya, Pak Ali, menyulap lahan tak produktif menjadi tempat wisata edukasi yang disuka anak-anak. Ragam jenis kelinci dibiarkan bebas berkeliaran di taman, di rumah-rumah kelinci, atau di lorong-lorong. Unik. Itulah daya pembedanya. Ada differensiasi produk wisata. Batu bukan cuma tentang buah apel.

Saat kami sekeluarga berkunjung ke sana (28/3/2017), beberapa kelinci tampak lemas, mungkin dipegangi oleh pengunjung yang merasa "gemas" dengan kelinci-kelinci lucu.

View Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
View Taman Kelinci/Dokumentasi Pribadi
Kelinci tampak lemas/Dokumentasi Pribadi
Kelinci tampak lemas/Dokumentasi Pribadi
Lokasi Taman Kelinci berada di pinggiran barat Kota Batu, sekitar 1 km setelah Patung Sapi Pujon, Malang. Tempat ini cocok dijadikan sebagai salah satu pilihan wisata bersama anak-anak, terutama saat liburan akhir pekan.

Bila Anda berkunjung ke Taman Kelinci, sekaligus Anda berkesempatan mengunjungi Wisata Goa Pinus dan Rumah Papua yang tak kalah eksotis. Lokasinya pun saling berdekatan. Pesonanya seperti tergambar dalam tulisan saya, "Eksotika Wisata di Zona Goa Pinus".

Pintu masuk menuju Goa Pinus/Dokumentasi Pribadi
Pintu masuk menuju Goa Pinus/Dokumentasi Pribadi
Sayang, infrastruktur jalan menuju ke lokasi relatif sempit. Pengendara mobil harus bersabar saat berpapasan menuju ke lokasi tujuan. Meski demikian, orang tetap berdatangan. Para penjaja makanan, penjual kelinci, atau tukang parkir pun ikut merasakan aliran rezeki.

Pesona Taman Langit

Ketiga, tulisan saya berjudul "Eksotika Taman Langit, Wisata Baru di Atas Gunung Banyak" telah dilihat oleh 7019 viewer hingga saat ini. "Taman Langit" tergolong baru dibuka tahun ini. Lokasinya berada dalam satu kawasan dengan wisata Paralayang, wisata terbang di udara bersama pemandu Paralayang.

Paralayang di Kota Batu, bersiap terbang/Dokumentasi Pribadi
Paralayang di Kota Batu, bersiap terbang/Dokumentasi Pribadi
Wisata "Taman Langit" menyajikan spot-spot selfi. Ada juga spot foto pre wedding. Taman ini dihiasi sejumlah replika angsa, harimau, putri bersayap dan sejenisnya yang menawan. Penampakannya didesain seperti taman surga bersembunyi di balik bukit.

Replikasi putri bersayap bertengger di atas taman/Dokumentasi Pribadi
Replikasi putri bersayap bertengger di atas taman/Dokumentasi Pribadi
Salah satu view di sudut Taman Langit/Dokumentasi Pribadi
Salah satu view di sudut Taman Langit/Dokumentasi Pribadi
Bagi mereka yang bosan dengan wisata pantai, tempat itu cocok dikunjungi bersama keluarga. Instagramablesejak dari pintu gerbang utamanya, seperti tampak pada foto utama di atas. Mengunjungi tempat ini, sekaligus Anda dapat menyaksikan Paralayang dan wisata Omah Kayu".

Eksotika Desa Wisata Pujon Kidul

Keempat, areal persawahan setelah dirias wajahnya, ternyata memiliki daya tarik wisata, seperti yang dilakukan oleh desa ini. Tulisan saya berjudul "Merias Sawah Pujon Kidul Menjadi Surga Wisata", menggambarkan  pesona lanskap persawahan "Desa Wisata Pujon Kidul". Lokasinya di kawasan pinggiran kota Batu bagian barat, dekat perbatasan antara kota Batu dan Kabupaten Malang.

View Desa Wisata Pujon Kidul/Dokumentasi Pribadi
View Desa Wisata Pujon Kidul/Dokumentasi Pribadi
Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang/Dokumentasi Pribadi
Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang/Dokumentasi Pribadi
Jika Anda bosan dengan hiruk pikuk suasana perkotaan, makan-minum di kafe gubuk tengah sawah sembari mensyukuri nikmat Tuhan berasa nyaman. Pengunjung dapat duduk-duduk di gazebo tengah sawah sambil memandangi tanaman padi dan aneka tanaman sayuran.

Wisata berlanskap areal pertanian tersebut dikembangkan oleh pengelola desa setempat, yaitu desa Pujon Kidul bersama warga sekitarnya. Menariknya, karena belum banyak desa yang mampu melakukan kreativitas semacam ini, sehingga desa Pujon Kidul mendapatkan banyak apresiasi.

Desa Wisata Pujon Kidul/Dokumentasi Pribadi
Desa Wisata Pujon Kidul/Dokumentasi Pribadi
Salah satu dampak positipnya, pendapatan desa Pujon Kidul meningkat. Disebut-sebut, anggaran pendapatan desa ini lebih tinggi di antara sebagian besar desa-desa lain yang ada di kabupten Malang.

Pesona Kota "Seribu Sungai"

Kelima, tulisan saya yang satu ini mengangkat sisi lain dari Kota Banjarmasin. Sebutan "seribu sungai", menunjukkan bahwa Banjarmasin memiliki banyak sungai, salah satunya adalah sungai Barito yang terkenal. Masyarakat Banjar biasa menggunakannya sebagai sarana transportasi air dalam kehidupan sehari-hari.

Suasana
Suasana
Perahu-perahu parkir di tepian sungai belakang kedai
Perahu-perahu parkir di tepian sungai belakang kedai
Saya sempat sarapan pagi "Soto Banjar Bang Amat" di Banua Anyar yang berdiri di tepian sungai. Kesan saya, tempat ini menggambarkan ada perpaduan antara unsur niaga dan wisata berbasis air. Dari tempat ini menuju "Pasar Terapung" muara Kuin misalnya, pengunjung dapat menggunakan perahu dengan ongkos sewa seharga sekitar Rp 250 ribu untuk 15 orang.

"Pasar Terapung" muara Kuin, merupakan pasar tradisional di atas air yang melegenda. Barang kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur dan buah-buahan segar, diperjual belikan di sana. Sayang, saya tak sempat ikut naik perahu kala itu, karena harus segera bertolak ke Martapura, tempat wisata lain di Kalimantan Selatan bernama Cahaya Bumi Selamat (CBS). Kisahnya saya rangkum ke dalam tulisan berjudul, Tiga Pesona "Kota Seribu Sungai".

Saya mendengar informasi dari orang lokal, sesunguhnya jumlah sungai di Kalimantan Selatan semakin berkurang, seiring dengan banyaknya bangunan baru. Wajar, jika kota ini berusaha mengembalikan citra Banjarmasin sebagai kota sungai dan niaga.

Dari Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan RK Ilir misalnya, kini terdapat alternatif sarana rekreasi berbasis air di kawasan Siring, kira-kira sejauh lima kilometer. Andai kota Banjarmasin bisa dikemas seperti kota Venesia di Italia, alangkah indahnya.

Sungai bukan sekadar untuk sarana transportasi air, namun sekaligus dapat difungsikan untuk alternatif sarana wisata, seperti tempat rekreasi di kawasan Siring Piere Tendean. Baru-baru ini, berdiri tempat baru bernama "Taman Siring Nol Kilometer" di kawasan Siring Sudirman.

Taman Siring 0 Km, Banjarmasin/Dokumentasi Pribadi
Taman Siring 0 Km, Banjarmasin/Dokumentasi Pribadi
View wisata berbasis sungai di Taman Siring 0 Km, Banjarmasin
View wisata berbasis sungai di Taman Siring 0 Km, Banjarmasin
Saat malam hari mulai tiba, saya menyaksikan ragam fasilitas kendaraan klasik berhiaskan kerlap kerlip lampu berada di sekitar "Taman Siring Nol Kilometer". Ekonomi kreatif mulai bertumbuh.

Kini musim liburan, saatnya Anda memilih tempat rekreasi sesuai kebutuhan. Sembari mensyukuri nikmat Tuhan di manapun kita berada, tak ada salahnya kita pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi.

Rekreasi atau berwisata itu tak harus mengeluarkan beaya mahal, yang penting pulang dari rekreasi membawa suasana dan spirit baru. Kita dapat saling bercerita dan berbagi pengalaman sepulang dari mengunjungi tempat-tempat wisata.

Unik. Wisata itu merupakan produk jasa yang tak mudah lapuk. Dikunjungi berkali-kalipun akan menghasilkan cerita dan pengalaman yang berbeda. Nah... saatnya berlibur, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun