"Pasar Terapung" muara Kuin, merupakan pasar tradisional di atas air yang melegenda. Barang kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur dan buah-buahan segar, diperjual belikan di sana. Sayang, saya tak sempat ikut naik perahu kala itu, karena harus segera bertolak ke Martapura, tempat wisata lain di Kalimantan Selatan bernama Cahaya Bumi Selamat (CBS). Kisahnya saya rangkum ke dalam tulisan berjudul, Tiga Pesona "Kota Seribu Sungai".
Saya mendengar informasi dari orang lokal, sesunguhnya jumlah sungai di Kalimantan Selatan semakin berkurang, seiring dengan banyaknya bangunan baru. Wajar, jika kota ini berusaha mengembalikan citra Banjarmasin sebagai kota sungai dan niaga.
Dari Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan RK Ilir misalnya, kini terdapat alternatif sarana rekreasi berbasis air di kawasan Siring, kira-kira sejauh lima kilometer. Andai kota Banjarmasin bisa dikemas seperti kota Venesia di Italia, alangkah indahnya.
Sungai bukan sekadar untuk sarana transportasi air, namun sekaligus dapat difungsikan untuk alternatif sarana wisata, seperti tempat rekreasi di kawasan Siring Piere Tendean. Baru-baru ini, berdiri tempat baru bernama "Taman Siring Nol Kilometer" di kawasan Siring Sudirman.
Kini musim liburan, saatnya Anda memilih tempat rekreasi sesuai kebutuhan. Sembari mensyukuri nikmat Tuhan di manapun kita berada, tak ada salahnya kita pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi.
Rekreasi atau berwisata itu tak harus mengeluarkan beaya mahal, yang penting pulang dari rekreasi membawa suasana dan spirit baru. Kita dapat saling bercerita dan berbagi pengalaman sepulang dari mengunjungi tempat-tempat wisata.
Unik. Wisata itu merupakan produk jasa yang tak mudah lapuk. Dikunjungi berkali-kalipun akan menghasilkan cerita dan pengalaman yang berbeda. Nah... saatnya berlibur, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H