Uniknya, pengelola Baitul Mal bekerja secara sukarela tanpa mendapatkan gaji atas jasanya dalam menghimpun dan menyalurkan dana untuk anggota yang layak menerimanya (mustahiq). Sebagai gantinya, mereka harus bekerja sendiri dengan mendirikan toko swalayan. Sementara Baznas, mensupport permodalan untuk usaha toko swalayan yang dikelolanya.
Nah, keuntungannya dapat dipergunakan oleh pengelola untuk membayar gaji pengelola dan karyawan. Sebagian hasilnya disisihkan untuk infaq, kembali lagi ke Baitul Mal. Demikian seterusnya, sehingga modal kerja Baitul Mal semakin bertambah, dan dapat dipinjamkan kepada lebih banyak orang (anggota) lagi yang sedang antri membutuhkan pinjaman modal usaha tanpa bunga.
Perjuangan "Semut Ekonomi" di Balik Lapak Knalpot
Di lapak ekonomi kreatif, ada gelar aneka kerajinan rotan, lampion, dan ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu lapak knalpot. Pemilik lapak knalpot itu bernama Pak Maun, begitu panggilan sehari-harinya. Sementara isterinya, Bu Maun, berperan membantu suaminya berjualan di lapak itu, sekaligus menjadi ketua Baitul Mal Al-Hidayah, Jodipan, Kota Malang.
Tak jauh berbeda dengan Baitul Mal Al Qanaah Kasin, ia menyalurkan pinjaman modal usaha tanpa bunga kepada para tetangga yang membutuhkannya (mustahiq). Di antara mereka ada yang bekerja sebagai para penjaja gorengan, warung kecil, tukang ojek, dan lain lain.
Bu Maun dan para koordinator Baitul Mal Al Hidayah, hadir memerangi praktik rentenir yang sudah mengakar kuat di kampung itu. Saat kami berkunjung ke rumahnya di Jodipan (14/12/2017), dia menuturkan, "ukuran Baitul Mal berhasil, menurut saya jika anggota kami (nasabah) bisa keluar dari jeratan rentenir... karena saya dulu pernah merasakan betapa susahnya terjerat rentenir... sapi saya terjual habis hanya untuk membayar hutang, itupun masih dianggap belum lunas...".
Sesunguhnya, masih banyak cerita tentang aksi sosial Bu Maun yang sehari-harinya bekerja menjual knalpot dan spare part motor di Pasar Comboran itu. Cukup saya katakan, ia layak dijadikan sebagai contoh pejuang perempuan yang gigih dalam memerangi rentenir. Pantaslah, Baitul Mal Al Hidayah yang ia pimpin layak menerima Baznas Award 2017 sebagai Baitul Mal paling efisien dan efektif.
Kami bersyukur, Bolang mendapatkan kepercayaan ikut menjadi bagian dalam mengorganisasi event Pasar Raya Baznas 2017. Pengalaman ini merupakan yang pertama bagi Bolang, di mana saya menjadi bagian kecil yang ikut terlibat di dalamnya. Meski kegiatan ini lebih bernilai sosial dari pada bisnis, namun banyak pelajaran berharga bagaimana menyelenggarakan sebuah event.
Semoga bermanfaat.