Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Semut-semut Ekonomi" di Balik Pasar Raya Baznas 2017

19 Desember 2017   10:44 Diperbarui: 19 Desember 2017   13:19 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Baitul Mal Al Qanaah, Kasin, Kota Malang/Dokumentasi Pribadi

Uniknya, pengelola Baitul Mal bekerja secara sukarela tanpa mendapatkan gaji atas jasanya dalam menghimpun dan menyalurkan dana untuk anggota yang layak menerimanya (mustahiq). Sebagai gantinya, mereka harus bekerja sendiri dengan mendirikan toko swalayan. Sementara Baznas, mensupport permodalan untuk usaha toko swalayan yang dikelolanya.

Nah, keuntungannya dapat dipergunakan oleh pengelola untuk membayar gaji pengelola dan karyawan. Sebagian hasilnya disisihkan untuk infaq, kembali lagi ke Baitul Mal. Demikian seterusnya, sehingga modal kerja Baitul Mal semakin bertambah, dan dapat dipinjamkan kepada lebih banyak orang (anggota) lagi yang sedang antri membutuhkan pinjaman modal usaha tanpa bunga.

Perjuangan "Semut Ekonomi" di Balik Lapak Knalpot

Di lapak ekonomi kreatif, ada gelar aneka kerajinan rotan, lampion, dan ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu lapak knalpot. Pemilik lapak knalpot itu bernama Pak Maun, begitu panggilan sehari-harinya. Sementara isterinya, Bu Maun, berperan membantu suaminya berjualan di lapak itu, sekaligus menjadi ketua Baitul Mal Al-Hidayah, Jodipan, Kota Malang.

Lapak Knalpot milik Pak Maun di Pasar Raya Baznas 2017/Dokumentasi Pribadi
Lapak Knalpot milik Pak Maun di Pasar Raya Baznas 2017/Dokumentasi Pribadi
Jodipan merupakan kawasan padat penduduk hingga ke pinggir sungai. Jika Anda mengenal "Kampung Warna-Warni" Jodipan, tak jauh dari tempat ini, beberapa ratus meter di bawahnya berdiri komunitas Baitul Mal Al Hidayah. Komunitas ini tak punya kantor. Rumah pribadi keluarga Bu Maun lah yang dijadikan sebagai kantornya.

Tak jauh berbeda dengan Baitul Mal Al Qanaah Kasin, ia menyalurkan pinjaman modal usaha tanpa bunga kepada para tetangga yang membutuhkannya (mustahiq). Di antara mereka ada yang bekerja sebagai para penjaja gorengan, warung kecil, tukang ojek, dan lain lain.

Bu Maun dan para koordinator Baitul Mal Al Hidayah, hadir memerangi praktik rentenir yang sudah mengakar kuat di kampung itu. Saat kami berkunjung ke rumahnya di Jodipan (14/12/2017), dia menuturkan, "ukuran Baitul Mal berhasil, menurut saya jika anggota kami (nasabah) bisa keluar dari jeratan rentenir... karena saya dulu pernah merasakan betapa susahnya terjerat rentenir... sapi saya terjual habis hanya untuk membayar hutang, itupun masih dianggap belum lunas...".

Sesunguhnya, masih banyak cerita tentang aksi sosial Bu Maun yang sehari-harinya bekerja menjual knalpot dan spare part motor di Pasar Comboran itu. Cukup saya katakan, ia layak dijadikan sebagai contoh pejuang perempuan yang gigih dalam memerangi rentenir. Pantaslah, Baitul Mal Al Hidayah yang ia pimpin layak menerima Baznas Award 2017 sebagai Baitul Mal paling efisien dan efektif.

Bu Maun, salah satu penerima Award Baznas Kota Malang 2017/Dokumentasi Pribadi
Bu Maun, salah satu penerima Award Baznas Kota Malang 2017/Dokumentasi Pribadi
Itulah penggal cerita seputar "Semut-Semut Ekonomi" di balik event Pasar Raya 2017. Event itu diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang bekerjasama dengan Blogger Kompasiana Malang (Bolang).

Kami bersyukur, Bolang mendapatkan kepercayaan ikut menjadi bagian dalam mengorganisasi event Pasar Raya Baznas 2017. Pengalaman ini merupakan yang pertama bagi Bolang, di mana saya menjadi bagian kecil yang ikut terlibat di dalamnya. Meski kegiatan ini lebih bernilai sosial dari pada bisnis, namun banyak pelajaran berharga bagaimana menyelenggarakan sebuah event.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun