Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Semut-semut Ekonomi" di Balik Pasar Raya Baznas 2017

19 Desember 2017   10:44 Diperbarui: 19 Desember 2017   13:19 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Baitul Mal Al Qanaah, Kasin, Kota Malang/Dokumentasi Pribadi


Lapak-lapak itu berjajar di area antara Gedung DRPD dan Balaikota dengan view Bundaran Tugu Kota Malang. Tamannya indah. Kolamnya bertabur bunga teratai. Tugu itu menjadi penanda sejarah perjuangan melawan penjajah. Bila malam hari tiba, kerlap-kerlip lampunya menambah cantik zona publik kota dingin ini.

Kawasan tersebut dikelilingi oleh perhotelan, seperti Hotel Tugu, Hotel Splended-Inn, Hotel Sahid Montana I, pasar burung dan pasar bunga. Sekolah-sekolah favorit pun berada di seputar area ini. Tempat-tempat kuliner, kedai coffee, dan akses transportasi publik mudah didapatkan.

Dari Bundaran Tugu, terlihat jelas jalan kembar (Jl. Kertanegara) lurus sejauh sekitar 500 meter hingga membentur stasiun Kereta Api Kota Malang. Wajar, jika tempat ini, terutama di akhir pekan, disuka oleh anak-anak muda "zaman now".

Dengan setting lokasi seperti itulah, lebih dari 130 lapak usaha kecil hadir di event Pasar Raya Baznas 2017 yang digelar di Jl. Gajah Mada, dekat area bundaran Tugu Kota Malang pada tanggal 16-17 Desember 2017.

Lampion, salah satu produk ekonomi kreatif di Pasar Raya Baznas 2017/Dokumentasi Pribadi
Lampion, salah satu produk ekonomi kreatif di Pasar Raya Baznas 2017/Dokumentasi Pribadi
Berikut ini adalah pengalaman saya saat terlibat di dalamnya. Di hari pertama, kebetulan saya berperan sebagai moderator seminar bertema "Sinergi Membangun Negeri Bersama Ekonomi Komunitas Semut" (16/12/2017). Sementara kawan-kawan Bolang lainnya, ada yang menyiarkan secara "live streaming" ragam acara indoor maupun outdoor, pengatur acara dan pengisi panggung.

Karakter "Semut-Semut Ekonomi"

Event Pasar Raya didesain secara indoor dan outdoor. Seminar nasional, merupakan rangkaian pertama agenda Pasar Raya di hari pertama, bertempat di Ruang Paripurna gedung DPRD Kota Malang. Acara diawali dengan "Tarian Pembuka" sekitar pukul 10.00 Wib, berlanjut hingga seminar usai pukul 14.00 Wib. 

Seminar Nasional di Gedung DPRD Kota Malang/Dokumentasi Pribadi
Seminar Nasional di Gedung DPRD Kota Malang/Dokumentasi Pribadi
Pada sessi awal seminar, Prof. Dr. H. A. Satori Ismail dari Baznas pusat (Jakarta) mengawali presentasinya dengan menggambarkan karakter "semut-semut ekonomi". Beliau mengaitkannya dengan karakter binatang kecil seperti nama Surat yang tercantum dalam AlQuran, yaitu Q.S. An-Naml, yang berarti semut.

Ada beberapa catatan yang menarik perhatian saya dari presentasinya. Pertama, semut itu memiliki karakter gotong royong yang mencerminkan semangat persatuan. Tidak egois. Hal ini sejalan dengan trend "sharing based economy" saat ini, yakni semangat ekonomi saling berbagi.

Kedua, semut itu selalu berjalan mengikuti garis lurus. Jika menghadapi hambatan, ia lapor dan berdiskusi dengan atasannya (ratu semut), kemudian membuat jalan lain mengikuti garis lurus yang berbeda. Seolah ini jadi pelajaran, kita harus mengikuti aturan (garis lurus) dan mau berdiksusi untuk memecahkan masalah demi mencapai tujuan. Setelah itu, pembicara memaparkan program-program Baznas.

Sementara pembicara kedua, Ir. Nana Mintarti, MP (Commisioner, Baznas Pusat) memaparkan urgensi Zakat Community Development (ZCD). Mengacu pada penjelasannya, pada intinya "ZCD adalah program pemberdayaan yang terintegrasi, ada aspek ekonomi, kesehatan, dakwah, pendidikan, tanggap bencana, dan lain sebagainya". Baznas pusat misalnya, memiliki program bernama "Kartu Tanggap Bencana".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun