Tiket kereta api sudah di tangan, tapi tubuh kami masih berada di Tebing Breksi saat petang hari. Padahal, pukul 20.45 Wib kereta api harus sudah membawa pergi kami ke Malang. Sementara itu, untuk mendapatkan sinyal di tempat ini guna memesan taksi, tak semudah saat berada di daerah perkotaan.
Namun, seolah keberkahan menyelimuti kami di hari-hari itu. Taksi pun akhirnya datang membawa kami menuju stasiun Tugu, Jogja. Rasa lapar begitu terasa. Namun waktu cukup mepet. Namun kami bersyukur, meskipun agak terburu-buru, kami bertiga masih sempat mencicipi warung angkringan di depan stasiun Jogja yang melegenda itu.
ICD Joga, Akhir Yang Terbuka
Itulah secuil kisah mengukir cerita bermakna selama mengikuti ICD Jogja. Meski berakhir, tapi akhir yang terbuka. Never ending, Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H