Terdapat sebuah bangunan dengan halaman seluas sekira setengah lapangan sepakbola. Tumbuh di lahan itu rumput taman dan aneka pepohonan rindang. Kami berteduh di sini.
Hampir 2,5 jam berlalu kami mengelilingi kawasan Candi Borobudur. Sesat sebelum keluar lokasi, kami memasuki ruang Museum Kapal. Di dalamnya, berdiri replika kapal besar, lengkap dengan tangga dan tali-temalinya. Kapal ini dihiasi dengan lampu berwarna biru, seolah seperti semburan ombak air laut yang memancar dari bawah lantai.
Museum Kapal di Candi Borobudur/Dok. Pribadi
Replika kapal tampak dari samping/Dok. Pribadi
Terlihat bangunannya masih baru. Di depan pintu masuk museum, disiapkan buku tamu dengan dua bolpoin. Saya berniat mengisinya, tapi tak jadi saya lanjutkan. Pasalnya, tinta kedua bolpoin itu ternyata habis. Harap maklum, pembaca…!
Dari Puncak Borobudur Menuju Parangtritis
Turun dari puncak stupa Candi Borobudur dan museum kapal, rombongan menikmati makan siang yang agak telat di sebuah restoran. Sasaran berikutnya adalah memburu pesona pantai Parangtritis yang sarat legenda. Waktu tersisa memburu sunset tinggal beberapa menit lagi.
Pantai Parangtritis sesaat sebelu mentari terbenam/Dok. Pribadi
Tiba di pantai Parangtritis sekira pukl 16.15-an WIB. Pesonanya seperti melekat pada namanya, “Parangtritis” berarti air menetes dari balik batu tebing. Konon, dahulu kala tempat ini merupakan tempat pertapaan dan menyimpan misteri penguasa kerajaan Mataram dengan penguasa Laut Selatan.
Pesona Pantai Parangtritis/Dok. Pribadi
Bendi di Tepi Pantai Parangtritis/Dok. Pribadi
Kami tiba di lokasi saat hari mendekati senja. Lampu-pampu pasar rakyat tepat di depan pintu masuk, mulai menyala.
Tampak bendi bendi berada di tepi pantai. Kendaraan wisata roda itu ditarik kuda. Sesaat sebelum kembali ke kandangnya, mereka beraksi di atas hamparan pasir sambil menikmati indahnya deburan ombak dan pesona sunset.
Pasar Souvenir Tepi Pantai Parangtritis/Dok. Pribadi
Kuda tunggang melintas di depan pasar Parangtritis/Dok. Pribadi
Harga bendi untuk sekali putaran dipatok Rp 30 ribu, dan Rp 100 ribu untuk paket keliling lengkap ke empat lokasi seperti tertera di papan promosi. Tak hanya bendi.
Wisata Prangtritis menyediakan kuda tunggangan dan kendaraan wisata bermotor yang disebut
All Terrain Vechile (ATV).
Pos kendaraan wisata bermotor Parangtritis/Dok. Pribadi
Sayang, kami tiba di sana lebih lambat dari rencana. Namun, rona merah jingga sang mentari masih dapat kami nikmati, sesaat sebelum ia menghilang dari pandangan mata.
Sunset di Parangtritis/Dok. Pribadi
Jepret! Indahnya sunset berlatar belakang pantai, kerumunan orang, dan bendi berpindah tangan. Demikian juga kerumunan ATV, kuda tunggangan dan aktivitas pasar sempat saya abadikan melalui kamera
smart phone.
Lihat Travel Story Selengkapnya