Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dari Biara di Atas Bukit, Memburu Sunset Parangritis

21 Desember 2016   15:25 Diperbarui: 22 Desember 2016   14:22 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pengujung candi dengan payung warna warni/Dok. Pribadi

Cuaca panas makin menyengat. Dari kejauhan tampak bangunan candi. Siapa sangka, candi ini pernah runtuh tertimbun tanah, diduga akibat kedahsyatan letusan Gunung Merapi yang terjadi sekitar tahun 950 lalu.

Begitu masuk mengikuti arah jalan menuju lokasi candi, di kiri kanan sepanjang jalan terhampar taman dengan pepohonan nan hijau. Gajah-gajah terlatih siap melayani wisatawan mengelilingi area taman.

Gajah di Area Taman Borobudur/Dok. Pribadi
Gajah di Area Taman Borobudur/Dok. Pribadi
Bagi wisatawan yang memakai celana pendek, harus memakai sarung penutup saat masuk ke lokasi candi yang sakral, persis seperti di Bali. Untuk itu, disediakan area yang disebut Sarungisasi.

Sarungisasi Borobudur. Pengunjung bercelana pendek harus memakai sarung penutup sebelum masuk candi di sini/Dok. Pribadi
Sarungisasi Borobudur. Pengunjung bercelana pendek harus memakai sarung penutup sebelum masuk candi di sini/Dok. Pribadi
Candi sudah dekat. Tampak deretan stupa candi berdiri tegak menjulang tinggi ke angkasa. Desember ini kala kami mengunjunginya, pintu-pintu candi penuh sesak dengan orang-orang. Mereka terlihat terus melangkah menaiki tangga demi tangga, berusaha mencapai puncak stupa dengan memegang payung yang berwarna warni.

Para pengujung candi dengan payung warna warni/Dok. Pribadi
Para pengujung candi dengan payung warna warni/Dok. Pribadi
Mungkin karena sesak dan cuaca panas, di puncak stupa terdengar kabar bahwa ada seseorang yang pingsan kala itu. Tapi di puncak candi, saya menyaksikan ada seorang penjaga yang memandu dan mengawasi pengunjung.

Sesekali saya mendengar dia memberi peringatan agar pengunjung tidak mengambil gambar dengan cara memanjat bangunan candi. Sementara orang-orang berusaha mengabadikan diri dengan kameranya. Objek wisata ini berkesal spesial, karena diakui sebagai salah satu dari 10 keajaiban dunia.

Pengunjung memasuki candi Borobudur/Dok. Pribadi
Pengunjung memasuki candi Borobudur/Dok. Pribadi
Monumen Borobudur Warisan Dunia/Dok. Pribadi
Monumen Borobudur Warisan Dunia/Dok. Pribadi
Cukup lama saya tak mengunjungi Candi Borobudur, sekira lebih dari 15 tahun lalu. Hingga kini, tampak bangunan candi tetap megah seperti dulu. Rupanya, tangga candi dilapisi bahan yang lebih kokoh dan ditata rapi.

Tampaknya ada yang berubah, misalnya tentang perilaku para penjaja makanan dan minuman ringan. Mereka kini tak saling berebut pelanggan seperti dulu kala ketika saya berkunjung. Sementara di area dalam lokasi, tak ada penjaja makanan.

Namun sekira 450 meter dari candi sebelum keluar menuju pasar kerajinan rakyat, terdapat Souvenir Shop. Di siang yang panas, aneka minuman yang dijajakan di sini laris manis. Sekedar menghilangkan dahaga, saya membeli air mineral sebotol seharga Rp 4 ribu, dan teh botol seharga Rp 8 ribu.

Souvenir Shop Candi Borobudur/Dok. Pribadi
Souvenir Shop Candi Borobudur/Dok. Pribadi
Museum Kapal yang Unik

Satu hal bangunan terbaru, diantaranya adalah Museum Kapal. Lokasinya persis di samping bangunan Souvenir Shop. Usai turun dari puncak stupa, kami melalui pintu keluar candi yang mengarah ke museum ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun