Peserta KMNR tidak dipungut beaya, namun disediakan kotak sumbangan sukarela yang disebut “Keropak”. Di lokasi, terdapat dua kotak bertertulis “Keropak Seikhlasnya”. Saya menyaksikan anak-anak memasukkan uang dalam amplop dimasukkan ke dalam Keropak.
“Keropak adalah sebuah kotak sedekah yang disiapkan bagi siapapun yang mengikuti kegiatan KPM baik belajar, pelatihan, lomba dan apapun yang diselenggarakan oleh KPM berupa pembayaran dengan seikhlasnya (sesuai dengan kemampuannya)”. (Sumber: KPM Jatim).
KPM adalah singkatan dari Klinik Pendidikan MIPA. KPM berpusat di Bogor, memiliki sejumlah KPM cabang yang pesertanya diikuti oleh 23 kota. Fokusnya pada pembelajaran MNR dengan metode pendanaan “Keropak” seikhlasnya.
Menurut sumber itu, “pembayaran seikhlasnya” merupakan ikhtiar agar Allah SWT memberikan keberkahan dari apa yang kita kerjakan, memberikan jalan keluar dan kemudahan segala urusan yang sedang kita kerjakan, dan memberikan pahala sehingga kita akan mendapatkan Ridho-NYA”.
Ketiga, Naskah soalnya Merangsang Nalar dan Mengandung Pesan Spiritual
Naskah soal-soal babak penyisihan KMNR ke-12 yang usai dikerjakan oleh peserta, boleh dibawa pulang. Sesampai di rumah, saya mencoba melihat naskah soal untuk siswa kelas 5-6 SD. Seluruhnya berjumlah 25 item soal, durasi waktunya 60 menit. Jika dibuat rata-rata, maka setiap soal membutuhkan waktu sekitar 2,4 menit.
Namun yang menarik, terdapat pesan spiritual bahwa tujuan belajar matematika bukan untuk berhitung saja, melainkan untuk rajin beribadah dan tujuan yang lebih mulia.
Pesan tertulis itu berasal dari Presiden Direktur KMP, Ir. R Ridwan Hasan Saputra, M.Si yang sengaja diletakan di halaman depan naskah soal. Selengkapnya saya kutip sesuai aslinya sebagai berikut: