Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Belajar dari Peternakan Sapi Mas Erwin

17 Februari 2016   12:08 Diperbarui: 17 Februari 2016   16:48 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Erwin menyebut makanan sejenis rumput gajah itu dengan nama “Rumput Odot”. Setelah saya cek di Google, nama asli rumput ini adalah “Rumput Mott”. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan “Rumput Gajah Kerdil” atau “Rumput Gajah Kate”.

[caption caption="Rumput Odot. Rumput ini merupakan rumput jenis unggul. Nama lainnya rumput mott. Masyarakat sering menyebutnya juga "rumput kerdil" ata "rumput kate". Rumput ini tidak tumbuh meninggi, tetapi tumbuh melebar, tetap pendek dan daunnya lebat. Rumput ini tumbuh subur di halaman rumah Mas Erwin"]

[/caption]

[caption caption="Mesin pencacah rumput di kandang Mas Erwin"]

[/caption]

Kandang sapi milik Mas Erwin cukup bersih. Karena kotoran sapi perah itu langsung ditampung dalam bak-bak khusus, setelah air kencingnya dipisahkan. Mas Erwin menjelaskan, bak-bak itu berukuran 4 x 5,5 meter. Bahannya terbuat dari beton, tertanam dalam tanah. Bak-bak penampungan itu dihubungkan dengan pipa. Cukup sederhana.

Nah, kotoran-kotoran sapi mengalir dan tersimpan dalam bak penampungan. Setelah diproses secara alami, menghasilkan energi biogas siap pakai. Dari bak penampungan, energi biogas asal kotoran sapi itu, dialirkan lagi melalui pipa menuju dapur. Enak dong, masak nggak perlu beli gas elpiji… tinggal buka kran, dan cringg…. Api biru menyala siap pakai. Mau…?

Airan pipa biogas itu bisa mengalir sampai jauh ke pos depan itu… Mas Erwin sambil menunjukkan jarinya ke sebuah tempat. Saya memperkirakan, panjang pipa ke tempat itu bisa mencapai sejauh 20 meter lebih. Mas Erwin mengaku, dia sudah 6 tahun lebih memasak cukup pakai biogas seperti ini.

[caption caption="Mas Erwin, Salah Satu Pemilik Peternakan Sapi Perah di Jabung"]

[/caption]

[caption caption="Sistem Kandang Sapi Terintegrasi dalam Satu Siklus. Setelah Diproses, Kotoran Sapi Menghasilkan Biogas dan Pupuk Organik/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Bak Kontrol dan Pipa Pengatur Saluran Biogas/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Biogas ini dialirkan ke Dapur melalui pipa, digunakan untuk Memasak/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Sayang, menurut Mas Erwin, sudah enam bulan ini mesin jensetnya yang bahan bakarnya berasal dari biogas kotoran sapi itu sering ngadat. Entah kenapa, untuk bisa menyalakan, terlebih dahulu harus mencari-cari proporsi biogas yang pas, agar jensetnya bisa menyala seperti biasanya. Siapa ahli mesin yang bisa membantu ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun