Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perekonomian Lesu, Kembangkan Ekonomi Komunitas

25 Agustus 2015   05:55 Diperbarui: 25 Agustus 2015   07:41 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui sistem “petani plasma”, terciptalah networking yang lancar, sistem produksi dan distribusi produknya dapat terjaga sesuai permintaan pasar. Orderan 1 ton cacing setiap satu bulan dari pelanggan dapat dipenuhi. Permintaan pasar kini terus berlanjut. Menurut penuturan Adam, para industri pabrikan farmasi sudah tertarik dan minta order darinya. Kini semakin banyak tamu berdatangan, baik sekedar untuk melihat-lihat atau ingin menjadi anggota plasma. Ada pula tamu dari luar negeri untuk kepentingan riset. Pun ada pelanggan dari Malaysia yang minta kiriman tepung cacing. Aneka produk berbahan baku cacing yang dijual luas, pada umumnya untuk bidang perikanan, peternakan, dan pertanian.

Pembangunan ekonomi berbasis komunitas yang berhasil dikelola, akan memiliki efek ganda, seperti ditunjukkan oleh Adam Community. Jika sebuah komunitas mampu mengelola trust, norms, dan networking yang menjadi pilar komunitas, maka organisasi jenis apapun berpotensi memiliki daya saing dan hidup berkelanjutan.

Pentingnya peranan modal sosial dalam pembangunan komunitas itu, sejalan dengan pandangan pencetus teori modal sosial klasik, seperti Robert D. Putnam. Menurut Putnam, modal sosial itu adalah bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan menfasilitasi tindakan terkoordinasi (1993: 169). Gagasan sentral modal sosial, menurut Field (2010: 18), adalah bahwa jaringan sosial merupakan aset yang sangat bernilai. Baginya, jaringan itu memberikan dasar bagi kohesi sosial karena mendorong orang bekerja satu sama lain untuk memperoleh manfaat timbal balik.

Membangun Ekonomi Komunitas

Menurut organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (Suhariyanto, 2006:1) bahwa “Pembangunan Masyarakat” atau “Pembangunan Komunitas” adalah suatu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya.

Jika dikaitkan dengan ruang lingkung kewilayahan, maka ada istilah rural community development (pembangunan masyarakat desa) dan urban community development (pembangunan masyarakat urban/perkotaan). Kiranya, aktivitas Adam Community dapat dikategorikan sebagai kegiatan pembangunan komunitas, sejalan dengan definisi di atas.

Bila kita perhatikan, di sekitar kita banyak kegiatan usaha yang tak terdeteksi, karena itu sering disebut hidden economy alias aktivitas ekonomi tersembunyi. Namun Robert Neuwirth, lewat bukunya Stealth of Nations (2012), dia menantang pemikiran konvensional dengan memeriksa ekonomi informal. Selama empat tahun, Neuwirth tinggal dan bekerja dengan PKL serta “pemasar gelap” (gray marketers) untuk mempelajari apa yang ia rumuskan sebagai "Sistem D". Menurutnya, ekonomi informal itu bukanlah ekonomi tersembunyi, tapi ekonomi yang sangat terlihat, tumbuh, salah satu yang efektif, mendorong kewirausahaan dan yang mewakili 1,8 miliar pekerjaan di seluruh dunia.

Tidak sebagaimana kegiatan usaha informal lainnya seperti pedagang bakso, potong rambut, pedagang “mlijo”, pedagang kaki lima dan semacamnya, aktivitas bisnis Adam Community dikelola secara terlembaga. Adam mendirikan wadah CV RAJ Organik agar produkya dapat diterima oleh sektor formal lainnya yang lebih besar. Kantor lembaga itu beralamatkan di Jl. S. Supriyadi 9A/42 RT 07 RW 04 Kecamatan Sukun Kota Malang.

Pertanda bahwa Adam Community mampu memerankan diri sebagai agen perubahan yang diprakarsai dari bawah kian tampak. Aktivitasnya mencerminkan hakikat pembangunan komunitas, dalam arti melakukan proses perubahan komunitas ke arah yang lebih baik. Fokusnya perhatiannya ada dua, yaitu “pembangunan ekonomi” dan “masyarakat”. Fokus pada pembangunan ekonomi seperti meningkatkan kapasitas produksi, pendapatan, dan atau mengurangi pengangguran. Sementara fokus pada masyarakat, misalnya melakukan edukasi dan sharing pengetahuan, sehingga komunitas dapat belajar dan menikmati hasil dari pengetahuan dan inovasi bisnisnya secara proporsional.

Lalu, apa implikasinya bagi para pegiat sosial dan ekonomi komunitas?

Bagi pegiat Koperasi misalnya, yang di dalamnya berisi kumpulan orang-orang, mestinya dapat mengotimalkan modal sosialnya. Modal sosial bak mesin produksi kasat mata yang diinvestasikan dalam komunitas, yang di kemudian hari akan menghasilkan “sesuatu” yang lebih besar lagi. Modal memiliki sifat bisa menyusut atau berkembang. Maka kepercayaan, norma-norma, dan jejaring itu mesti dipupuk terus menerus, agar tidak tergerus dan kemudian menjadi aus. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun